Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengapa Kosakata Gaul Lebih Bergema Dibanding Kosakata Baru?

17 April 2024   17:06 Diperbarui: 17 April 2024   17:48 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: jurnalpost.com pada artikel M. Thaufan Arifuddin judul Mengenal Neologisme Ideologi

Ruang ini tersaji, tercipta dan terus diaktivasi di berbagai platform digital atau platform media sosial oleh para generasi topping aktif yang memiliki keterlibatan aktif dalam setiap interaksi komunikasi sosial digital. Terutama di platform media sosial dengan tingkat peniruan dan penyebaran (viralitas) jauh lebih cepat  seperti Tiktok. 

Sedangkan bagi kosakata baru bermakna, agak sulit memanfaatkan magical mirroring chamber karena keterbatasan para pegiat literasi dalam konteks penulis yang cenderung tidak berkenan menggunakan kata baru bermakna baru jika belum dikenal atau bukan merupakan karya ciptanya.  

5. Kosakata gaul baru lebih disebarkan melalui tulisan atau ucapan dalam setiap konten sederhana tanpa perlu mengelola daya pikir. Berbeda dengan kosakata baru bermakna yang membutuhkan ruang kompleks dalam bentuk tulisan berupa artikel, laporan, jurnal atau buku lantaran kaidah pembentuk asal-usul, latar belakang, sebab akibat dan lainnya perlu dibaca secara serius, seksama dan tidak bisa dalam tempo yang sesingkat-singkatnya sehingga membutuhkan otak yang fokus. Terlebih ruang-ruang bagi kosakata baru bermakna cenderung berada di blog-blog, web jurnal dan buku-buku fisik yang tidak memungkinkan tersebar dan dikenal cepat.

6. Ternyata kata bentukan baru yang masuk kategori kosakata bahasa gaul malah cenderung lebih bisa dan cepat diakui sebagai perbendaharaan kosakata baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karena kerap dipakai. Sebab kekerapan pemakaian atau penggunaan sebuah kata merupakan salah satu syarat, yang diukur menggunakan frekuensi (frequence) dan julat (range). 

Frekuensi adalah kekerapan kemunculan sebuah kata dalam korpus, sedangkan julat adalah ketersebaran kemunculan kata tersebut di beberapa wilayah (ruang digital melalui ruang imitasi ajaibnya bahkan mampu menjangkau hingga ke pelosok-pelosok desa).  Lain halnya dengan kosakata baru bermakna yang membutuhkan waktu untuk memenuhi syarat kekerapan pemakaian berdasar frekuensi dan julat. 

***


Referensi

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/839/bagaimana-sebuah-kata-masuk-ke-kbbi

https://www.kompasiana.com/sunanamiruddin5274/653222cdedff76082e77a462/magical-mirroring-chamber-ruang-imitasi-ajaib-yang-bisa-hadirkan-sukseskadabra-atau-balakazam?page=4&page_images=1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun