Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Seorang Matador Membuat Banteng-banteng Politik Mengembik

20 Februari 2024   19:45 Diperbarui: 21 Februari 2024   09:43 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ferdinand dan El Primero. Sumber: movieforkids.it/imissforest.wordpress.com

Sampai puncaknya, sang legenda matador politik atau matpol menjadi orang nomor satu di Indonesia untuk menggantikan Presiden Abdurahman Wahid yang dilengserkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 23 Juli 2001.

Lain Megawati Soekarnoputri lain pula Joko Widodo. Kemampuan Joko Widodo atau Jokowi dalam mengendalikan dan membuat banteng-banteng mengembik terbilang revolusioner. Apalagi Jokowi tidak berangkat dari genetik garis keturunan, birokrat atau negarawan.  

Jokowi mantap bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada sekitar tahun 2004. Hanya dalam kurun waktu setahun, sepertinya Jokowi mulai dinilai sebagai sosok matador ketika bersama FX Hadi Rudiyatmo dipercaya maju sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Solo tahun 2005.

Setelah terpilih di tahun 2005 dan membuat masyarat Solo puas serta bangga, Jokowi dan FX Rudiyatmo kembali terpilih di pilkada Solo untuk periode 2010-2015 dengan kemenangan jumlah suara yang fantastis, 90.09 persen.

Melalui muleta kesederhanaan, kejujuran dan kesantunan yang tampak melekat di mata masyarakat yang ditunjukkan lewat konsep blusukan, sepertinya Jokowi juga mulai menunjukkan faena-nya. Sehingga mampu mengendalikan banteng-banteng politik baik partisan maupun simpatisan.

Maka belum genap lima tahun masa kepemimpinan periode keduanya di Solo, Jokowi diboyong oleh partai banteng dan Gerindra ke Jakarta untuk ikut Pilkada, dan lagi-lagi, sosok yang mulai terbentuk menjadi sang matador memenangkan pemilihan. Jokowi bersama Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama mengalahkan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.

Belum cukup di sana, baru dua tahun memimpin Jakarta, sang matador kembali diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan  bantuan picador dan banderirello koalisi bersama Jusuf Kalla, dan lagi, kala itu Jokowi bersama Jusuf Kalla memenangkan Pilpres 2014. Lima tahun kemudian, Jokowi kembali menang Pilpres bersama Ma'ruf Amin.

Setelah dua periode dan dalam waktu dekat sosok Jokowi, yang telah mempunyai kemampuan dalam mengendalikan banteng-banteng akan mengakhiri masa jabatan, keahliannya sebagai matador politik atau matpol tampak cenderung mulai digunakan untuk mengungguli matador-matador lainnya dengan cara keluar dari kandangnya.   

Fakta tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil reportase pemilu 2024 dimulai sejak pencalonan putra sulungnya, Gibran Rakabuming hingga terbaca pada hari pencoblosan atau hari kasih suara yang bertepatan dengan hari Valentine dan telah usai dilaksanakan dengan hasil pencoblosan yang menunjukkan bahwa keahlian matadornya dalam mengendalikan banteng-banteng masih mumpuni meskipun dari luar kandang.  

Memang hasil tersebut belum dapat diketahui secara pasti. Tetapi hasil hitung cepat alias quick count dan real count sementara menunjukkan angka untuk kemenangan pasangan Prabowo-Gibran.

Dan seperti diketahui, tanpa sentuhan Jokowi rasanya sangat sulit bagi pasangan Prabowo-Gibran untuk bisa memenangkan pemilihan presiden, terutama jika harus mengalahkan salah satu partai terkuat dengan kekuatan partisan dan simpatisan yang seringkali menempati posisi atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun