Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pamer sang Pemer demi Pamor atau Rater, Siapa Salah?

23 November 2022   17:25 Diperbarui: 23 November 2022   17:46 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tetapi bagaimana bila orang-orang yang melakukan perbuatan pamer kemewahan ini kita sebut sebagai pemer atau pelaku pamer, apakah kesombongannya bisa disalahkan? Bukankah bila ada pelaku maka sudah tentu ada korban. Siapa korbannya?  

Barangkali seseorang atau sekelompok orang tidak akan disebut sebagai pemer bila perbuatan pamernya masih dalam konteks memberikan edukasi, motivasi, inspirasi atau dalam rangka memberikan pesan-pesan positif.

Akan tetapi jadi lain persoalan bila pamernya dilakukan dalam upaya menarik perhatian untuk mendapatkan rater (penilai), yang ujung-ujungnya demi meraih cuan. Namun pada kenyataannya, dengan konten selain pamer kemewahan pun, upaya menarik perhatian untuk mendapatkan rater demi menghasilkan cuan banyak dilakukan.

Kenyataan itu menunjukkan bahwa konten-konten sejatinya ditujukan untuk mengambil manfaat atau keuntungan dari penonton. Oleh karena untuk meraih cuan diperlukan akumulasi jumlah rater, dan kepada rater inilah para kreator konten menaruh harapan besar. Pertanyaannya, rater ini sejenis mahluk apa?

Dikutip dari kii.lektur.id, rater memiliki arti pencerewet, penilai atau tukang cerewet.  Sementara jika merujuk kepada kata rating yang berarti sebuah angka dari hasil pengukuran, penilaian atau evaluasi kuantitatif bahkan juga kualitatif yang dilakukan oleh pihak profesional terhadap stasiun televisi---yang selama ini diketahui sebagai data pengukuran kuantitatif pemirsa atau penonton televisi pada suatu program tertentu yang dinyatakan dalam persentase dari kelompok sampel atau potensi total, rater yang dimaksud dalam penulisan ini mempunyai keidentikkan dengan rating.

Jadi rater yang dimaksud pada penulisan ini adalah orang-orang (netizen) yang kemudian menjadi penilai atau pencerewet melalui sosoknya sebagai follower, subscriber, viewers, like dengan ikon jempol ke atas (mark like this), taplove atau sebutan lain pada platform media sosial, eCommerce, web dating atau interaksi sosial lainnya.

Jumlah rater yang didapat kemudian akan menentukan atau memberikan efek viral, trending topic, fyp, raihan centang tanda suatu akun atau channel telah resmi diverifikasi. Efek lanjutannya yaitu memberikan nilai komersil bagi pemilik akun atau channel, pundi-pundi uang, endorse, popularitas atau pamor sebagai selebgram, selebtwit, seleb tiktok, atau keuntungan lainnya. 

Raihan kesemua keuntungan atau kemanfaatan itulah yang pada perkembangannya sekarang disebut sebagai cuan.   

Perolehan penilaian yang diberikan oleh para rater kepada suatu akun atau channel sama persis dengan mekanisme persentase hasil raihan rating yang didapat oleh suatu program televisi. Yakni sama-sama akan memberikan manfaat atau keuntungan lanjutan.

Bedanya,  hasil rating diperoleh melalui sebuah mekanisme aktif dengan menggunakan alat ukur yang disebut people meter sehingga hasil pengukurannya sangat cenderung menunjukkan kuantitas. Sedangkan hasil penilaian rater diperoleh melalui mekanisme aktif, interaktif dan multi-aktif yang dilakukan para rater sehingga hasil pengukurannya tidak hanya sekadar menunjukkan kuantitas. 

Tetapi pada perkembangannya sekarang, semua program televisi dapat diunggah ke berbagai platform media sosial sehingga penilai program acara televisi menjadi ganda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun