Magelang memang tak pernah kehabisan keindahan alam. Di antara hijaunya perbukitan dan udara sejuk pegunungan, ada Gunung Andong, salah satu gunung favorit para pecinta alam dari berbagai daerah. Terletak di antara Kecamatan Ngablak dan Grabag, Gunung Andong menyimpan pesona alam yang luar biasa; sederhana, tetapi selalu memikat hati siapa pun yang mendakinya.
Hari Minggu lalu saya memantapkan diri untuk mendaki Gunung dengan ketinggian 1.726 meter di atas permukaan laut (mdpl). Meskipun ada sedikit keraguan; fisik saya yang sudah berkepala empat takut tidak bisa menempuh perjalanan tersebut.
Namun, dari informasi yang beredar, Gunung Andong termasuk gunung yang ramah untuk pendaki pemula. Jalurnya tidak terlalu terjal, waktu tempuhnya singkat, dan fasilitas basecamp-nya cukup lengkap. Akhirnya saya memantapkan diri memulai pendakian gunung pertama saya.
Saya tak seperti pendaki lainnya, yang datang malam, lalu camping untuk menunggu matahari terbit (sunrise). Saya datang di basecamp Sawit, pada jam 06.00 WIB. Pendakian pun saya mulai.
Sebagai informasi Gunung Andong memiliki beberapa jalur pendakian yang tersebar di enam basecamp utama. Empat di antaranya berada di wilayah Kecamatan Ngablak; yaitu Dusun Sawit, Pendem, Gugik, dan Temu. Sementara dua lainnya berada di Kecamatan Grabag; yakni Dusun Kudusan dan Dusun Sekararum Kembangan.
Dari seluruh jalur tersebut, Basecamp Sawit dan Pendem menjadi yang paling populer. Jalurnya relatif landai dan mudah diikuti, cocok bagi pendaki pemula. Waktu tempuh rata-rata hanya sekitar 1,5 hingga 2 jam menuju puncak.
Konon, hampir setiap hari pendaki datang silih berganti. Benar saja, terlihat ada anak kecil berusia tiga tahun hingga orang dewasa bahkan lansia yang saya temui sepanjang perjalanan naik. Jalur pendakian Sawit yang saya lewati menuju puncak sedikit terjal dan menantang. Pada lima belas menit pertama saya sampai pos satu, dan pada menit tiga puluh sudah sampai di pos dua.
Jalur pendakian mulai sedikit menyita tenaga ketika menuju pos tiga, tanjakan dan berkelok membuat dada terhimpit, napas serasa mau habis. Hingga membutuhkan istirahat sebentar di pos ini. Tak ayal waktu tersebut bisa digunakan untuk menikmati view Gunung Merbabu dan Merapi di kejauhan yang sangat indah serta Sumbing dan Sindoro di kejauhan.