Dari lakon ini, banyak nilai dapat dipetik. Misalnya, bagaimana peran perempuan di tengah budaya Jawa yang kental patriarki. Perempuan kerap hanya diposisikan sebagai kanca wingking---sekadar pendamping tanpa hak menentukan keputusan. Namun dalam kisah ini, perempuan juga ditampilkan sebagai simbol prestise pemimpin, dengan kecantikan, kecerdasan, dan kebijaksanaannya.
Selain itu, terlihat pula bagaimana pada masa lalu perempuan harus manut pada keputusan ayah atau suaminya, tanpa memiliki ruang menolak. Hal tersebut menimbulkan luka dan bahkan merenggut masa depan, sebagaimana dialami Suminten.
Dalam pementasan tersebut, para pemain dari paguyuban ketoprak Cahyo Manggolo berhasil menyihir penonton. Antusiasme masyarakat begitu tinggi hingga mereka enggan beranjak sejak awal hingga akhir pertunjukan. Bukan hanya menikmati hiburan, penonton juga merenungi nilai-nilai dari kisah yang disajikan.
Video lengkap dapat dilihat pada tautan Ketoprak Lakon Suminten Edan
Suasana semakin hidup dengan iringan gamelan yang gumyak, dimainkan langsung oleh warga Pragak Bendorejo. Penata Gamelan Sunardi dan keprak Rahno.Â
Pementasan ketoprak ini digelar dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 RI dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Turut hadir Ketua Kalurahan Mandiri Budaya Semanu, Maryanto, serta Pemerhati Budaya Muji Hartono. Pihak Kapanewon, Koramil, dan Polsek Semanu juga menyaksikan pementasan yang disutradarai oleh seniman Wardiyo Hadi Prayitno.
"Atas nami desa budaya, kula mongkok raos manah awit kalih padukuhan saged nglestantunaken budaya. Atas nama desa budaya, saya merasa sangat bangga karena kedua padukuhan dapat melestarikan budaya," ujar Maryanto, yang disambut tepuk tangan meriah penonton.
Semua pemain ketoprak adalah warga asli dusun Pragak dan Bendorejo. Suminten dimainkan oleh Tutik dan Cempluk Warsiyah dimainkan oleh Debby. Subroto dimainkan oleh Dukuh Bendorejo, Titon Handono dan Ibu Ratu oleh Qiroatun, Dukuh Pragak. PEmain lainnya adalah Ummi Azzura Wijana berperan sebagai Nyai Seco Darmo, ibunya Suminten mendampingi suaminya Secodarmo yang dimainkan oleh Waryoto Budi Santoso. Adipati Trenggalek diperankan Sagiman dan Patih oleh Panular. Joko Gentho oleh Karman dan juga Heri Kurniawan. Warok Suromenggolo diperankan Sujon dan Surahman memerankan Warok Suro Bangsat. Pemain lainnya adalah Poniran, Indriyani, Pujiyono, Jumari, Giyanto, Sunardi, Tupar, Sukis, dan Simin.Â