Perkembangan peat industri manufaktur tak lepas dari peran robot dan kecerdasan buatan (AI). Konsep "dark factory" mengacu pada penerapan robot dan AI dalam industri yang memungkinkan produksi berjalan tanpa memerlukan penerangan. Teknologi ini dianggap sebagai langkah revolusioner dalam meningkatkan efisiensi operasional di berbagai sektor. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia. Namun, di balik kemajuan ini, muncul dampak signifikan, terutama bagi pekerja, yang memunculkan pertanyaan terkait prospek lapangan kerja, khususnya dalam bidang permesinan.
Dark factory memberikan dampak positif dalam hal efisiensi dan produktivitas, sehingga banyak diadopsi di berbagai sektor, terutama industri mesin. Dalam produksi mesin, akurasi tinggi menjadi keharusan, yang dapat dicapai dengan teknologi berbasis AI. Selain itu, kemampuan AI untuk bekerja tanpa henti menjadikannya pilihan ideal untuk proses produksi skala besar. Namun demikian, penerapan dark factory juga menimbulkan tantangan berupa berkurangnya peluang kerja bagi lulusan teknik mesin, yang berpotensi meningkatkan angka pengangguran. Kondisi ini dapat memicu masalah sosial baru.
Walaupun dark factory membawa manfaat besar bagi perusahaan, dampaknya terhadap pekerja, khususnya lulusan teknik mesin, tak dapat diabaikan. Jika diabaikan, hal ini berpotensi menimbulkan masalah sosial. Pemerintah diharapkan dapat menjalin kolaborasi dengan perusahaan agar lulusan teknik mesin tetap memiliki peluang untuk diserap oleh industri. Dengan pendekatan yang tepat, dark factory tak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membuka peluang kerja baru di bidang yang lebih maju. Pada akhirnya, dark factory harus dilihat sebagai peluang untuk mendorong kemajuan ekonomi, bukan ancaman terhadap kesejahteraan tenaga kerja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI