Mohon tunggu...
Sulthon Abdul Aziz
Sulthon Abdul Aziz Mohon Tunggu... Lainnya - Volunter Wonderhome Library

Penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Haji Muda: Impian, Tantangan, dan Tips Meraihnya

24 September 2020   14:23 Diperbarui: 24 September 2020   14:25 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rukun Islam kelima, haji, merupakan rangkaian amalan-amalan yang dilakukan oleh umat muslim pada bulan Dzulhijjah di Kota Mekkah. Selain karena hukumnya yang wajib, ritual tahunan ini juga menjadi impian seluruh muslim dunia lantaran kerinduan mereka terhadap rumah Allah, kiblat umat Islam, yakni Ka'bah.  Siapapun dan bagaimanapun keadaan seorang muslim pasti memiliki keinginan untuk bisa menunaikan ibadah haji.

Penyelenggaraan haji yang hanya satu kali dalam setahun, membuat ibadah ini begitu dinantikan. Banyak di antara calon jamaah haji yang rela bertahun-tahun menunggu untuk bisa melaksanakannya. Tercatat masa tunggu terlama di Indonesia mencapai 38 tahun dan tercepat adalah 11 tahun, sesuai dengan porsi masing-masing wilayah. 

Bisa dibayangkan betapa lamanya penantian untuk haji, terlebih jika dibandingkan dengan rata-rata usia hidup manusia. Bahkan tidak sedikit calon jamaah haji yang meninggal di tengah masa tunggu ini. Kondisi demikian terjadi karena kuota keberangkatan haji berbanding jauh dengan jumlah pendaftar, yakni 1 banding 20. Menurut keterangan dalam Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, dari sekitar 4,5 juta pendaftar, hanya 220 ribu orang saja yang dapat diberangkatkan ke Tanah Suci pada tiap tahunnya.

Sementara itu, seseorang diharuskan membayar uang sejumlah 25 juta untuk kemudian bisa memperoleh nomor porsi dan masuk dalam daftar antrian calon jamaah haji. Tentu ini bukanlah jumlah yang kecil. Jika seorang pekerja yang berpenghasilan dua juta sebulan dan mampu menyisihkan separuhnya untuk menabung haji, setidaknya ia butuh dua tahun untuk bisa melakukan pendaftaran. Apalagi orang-orang yang berpenghasilan di bawah itu, tentu akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menabung.

Lamanya masa tunggu dan mahalnya biaya pendaftaran inilah yang kerap kali menjadi kendala. Kedua hal tersebut membuat banyak orang beranggapan bahwa berhaji itu sulit bahkan terkesan mustahil. Terutama orang yang sudah lanjut usia atau memiliki riwayat penyakit kronis. Ibarat bunga, mereka layu sebelum berkembang dan memutuskan untuk tidak melakukan pendaftaran haji.

Sejatinya, haji adalah panggilan Tuhan. Kekayaan dan kesehatan tidak menjamin seseorang untuk bisa berangkat haji. Usaha keras hendaklah diimbangi dengan do'a dan keyakinan yang teguh. Setelah itu serahkan segalanya kepada Allah SWT. Banyak kisah haru di balik perjuangan orang-orang dalam mewujudkan keinginan berhaji. 

Di antaranya adalah kakek Ambari (90 tahun), seorang buruh tani yang bisa menunaikan ibadah haji pada tahun 2016 setelah konsisten menabung dengan celengan kaleng sejak zaman perang melawan penjajah Belanda. Pada tahun yang sama, ada juga seorang penjahit rumahan, Marsini dan seorang tukan becak, Karsim yang dapat berkunjung ke rumah Allah setelah perjuangannya menyisihkan sebagian hartanya sedikit demi sedikit selama belasan tahun. Demikian pula Bardi, tukang parkir di Kota Yogyakarta yang berkesempatan naik haji setelah menabung selama 30 tahun.

Selain itu, pada musim haji tahun 2019 juga tersiar beberapa kisah perjuangan calon jamaah haji dengan latar belakangnya masing-masing. Mulai dari penjual kerupuk asal Klaten, Tri Darini (53), lalu seorang pencari rumput laut, La Baua (69), dan pedagang sayur keliling, Marliah (63). Impian mereka berhaji dapat terwujud setelah perjuangan panjang yang melelahkan untuk bisa konsisten menabung.

Setidaknya kisah di atas dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi kaum muslimin, terutama para generasi muda agar segera pasang niat untuk mendaftar haji. Jika sudah ada rezeki, segerakan langkah untuk mendaftar mumpung masih muda. Banyak kantor yang bisa melayani pendaftaran haji, salah satunya adalah Tabungan Haji Danamon Syariah. Selanjutnya tinggal menunggu antrian dan menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima hingga saat keberangkat tiba. Tentu tetap diiringi dengan do'a agar Allah SWT senantiasa meridhoi dan mempermudah segala prosesnya.

Adapun bagi orang-orang yang belum memiliki cukup biaya, khususnya para pemuda, tetaplah berikhtiar dan berdo'a. Yakinlah bahwa Allah SWT akan menghargai usaha yang dilakukan oleh hamba-Nya. Terlebih usaha itu merupakan sebuah langkah untuk menunaikan ibadah kepada-Nya. Sebagaimana kisah di atas, di mana banyak jamaah haji yang jika dilihat dari profesinya seolah tidak akan mampu menunaikan haji. Tapi ternyata, dengan izin Allah SWT, orang-orang tersebut berkesempatan menjadi tamu-Nya.

Bagaimanapun, menabung adalah cara ideal untuk mewujudkan mimpi berhaji. Sisihkan sebagian uang hasil dari jerih payah untuk haji. Tahan keinginan untuk belanja barang-barang yang kurang bermanfaat. Terlebih hanya untuk koleksi dan mengikuti zaman. Jangan terpaku oleh hegemoni Barat yang mengedepankan 3F, yakni  fun, food, dan fashion. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun