Mohon tunggu...
SultanLulu
SultanLulu Mohon Tunggu... SultanLulu Maju

Gemar memberikan info update seputar anak muda, tips dan trik, serta opini atau pandangan yang mungkin bisa menjadi bahan obrolan tongkrongan anak muda.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kenapa Waktu Banyak Uang Kita Suka Banget Buang Uang Berkedok "Self Reward"?

20 September 2025   13:31 Diperbarui: 20 September 2025   13:31 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

 

Pernah nggak sih, begitu gajian atau dapat rejeki nomplok langsung kepikiran buat beli ini-itu? Atau pas liat tabungan agak tebel, malah jadi pengen "memanjakan diri" dengan belanja yang sebenernya nggak terlalu penting?

Ternyata kamu nggak sendirian. Fenomena ini dialami hampir semua orang di dunia, dan ada penjelasan ilmiahnya lho.

Otak Kita Memang "Diprogram" Buat Seneng Belanja

Dr. Kit Yarrow, psikolog konsumen dari Golden Gate University, menjelaskan kalau otak manusia punya sistem reward yang aktif saat kita berbelanja. Ketika uang di rekening bertambah, otak kita otomatis mengasosiasikannya dengan "kebebasan" dan "kemampuan" untuk membeli sesuatu.

"Uang banyak di tangan itu kayak tiket kebebasan buat otak kita," kata Yarrow dalam penelitiannya. Makanya nggak heran kalau begitu punya uang lebih, yang kepikiran pertama kali bukan "wah, bisa nabung nih," tapi malah "wah, bisa beli apa ya?"

Efek Rejeki Nomplok yang Bikin Lupa Diri

Para ahli ekonomi perilaku menyebut fenomena ini sebagai "windfall effect" atau efek rejeki nomplok. Intinya, uang yang datang tiba-tiba atau dalam jumlah besar cenderung diperlakukan berbeda dibanding uang yang dikumpulkan pelan-pelan.

Riset dari University of Chicago menunjukkan, 68% orang cenderung lebih boros saat dapat uang dalam jumlah besar sekaligus dibanding saat dapat uang dalam jumlah kecil tapi rutin. Aneh kan?

Contohnya gini: kalau kamu dapat THR 10 juta, kemungkinan besar langsung kepikiran mau beli gadget baru atau liburan. Tapi kalau uang 10 juta itu datangnya 1 juta per bulan selama 10 bulan, biasanya kita lebih hati-hati ngaturnya.

Mental Accounting: Kotak-Kotak di Kepala Kita

Katanya, otak kita itu punya kebiasaan masukin uang ke kotak-kotak yang berbeda.

Ada kotak "uang untuk hidup sehari-hari," "uang darurat," dan "uang untuk seneng-seneng." Nah, pas lagi punya uang banyak, otak kita sering salah kategorisasi. Yang harusnya masuk kotak "tabungan" malah masuk kotak "seneng-seneng."

Dopamin: Zat Kimia yang Bikin Ketagihan Belanja

Setiap kali kita beli sesuatu, otak melepaskan dopamin - zat kimia yang bikin kita merasa senang. Makin besar pembeliannya, makin besar pula dopamin yang keluar. Makanya shopping therapy itu beneran ada efeknya, meski cuma sementara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun