Â
Pernah nggak sih, begitu gajian atau dapat rejeki nomplok langsung kepikiran buat beli ini-itu? Atau pas liat tabungan agak tebel, malah jadi pengen "memanjakan diri" dengan belanja yang sebenernya nggak terlalu penting?
Ternyata kamu nggak sendirian. Fenomena ini dialami hampir semua orang di dunia, dan ada penjelasan ilmiahnya lho.
Otak Kita Memang "Diprogram" Buat Seneng Belanja
Dr. Kit Yarrow, psikolog konsumen dari Golden Gate University, menjelaskan kalau otak manusia punya sistem reward yang aktif saat kita berbelanja. Ketika uang di rekening bertambah, otak kita otomatis mengasosiasikannya dengan "kebebasan" dan "kemampuan" untuk membeli sesuatu.
"Uang banyak di tangan itu kayak tiket kebebasan buat otak kita," kata Yarrow dalam penelitiannya. Makanya nggak heran kalau begitu punya uang lebih, yang kepikiran pertama kali bukan "wah, bisa nabung nih," tapi malah "wah, bisa beli apa ya?"
Efek Rejeki Nomplok yang Bikin Lupa Diri
Para ahli ekonomi perilaku menyebut fenomena ini sebagai "windfall effect" atau efek rejeki nomplok. Intinya, uang yang datang tiba-tiba atau dalam jumlah besar cenderung diperlakukan berbeda dibanding uang yang dikumpulkan pelan-pelan.
Riset dari University of Chicago menunjukkan, 68% orang cenderung lebih boros saat dapat uang dalam jumlah besar sekaligus dibanding saat dapat uang dalam jumlah kecil tapi rutin. Aneh kan?
Contohnya gini: kalau kamu dapat THR 10 juta, kemungkinan besar langsung kepikiran mau beli gadget baru atau liburan. Tapi kalau uang 10 juta itu datangnya 1 juta per bulan selama 10 bulan, biasanya kita lebih hati-hati ngaturnya.
Mental Accounting: Kotak-Kotak di Kepala Kita
Katanya, otak kita itu punya kebiasaan masukin uang ke kotak-kotak yang berbeda.
Ada kotak "uang untuk hidup sehari-hari," "uang darurat," dan "uang untuk seneng-seneng." Nah, pas lagi punya uang banyak, otak kita sering salah kategorisasi. Yang harusnya masuk kotak "tabungan" malah masuk kotak "seneng-seneng."
Dopamin: Zat Kimia yang Bikin Ketagihan Belanja
Setiap kali kita beli sesuatu, otak melepaskan dopamin - zat kimia yang bikin kita merasa senang. Makin besar pembeliannya, makin besar pula dopamin yang keluar. Makanya shopping therapy itu beneran ada efeknya, meski cuma sementara.