Untuk memperkuat pemahaman para siswa, RRD menggelar games edukatif bertema pemilahan sampah. Kegiatan ini dirancang menyenangkan namun tetap sarat nilai edukatif. Dalam permainan tersebut, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan berlomba memilah berbagai jenis sampah ke dalam kategori yang tepat. Di balik permainan penuh semangat dan tawa riang yang mewarnai kegiatan ini tersimpan pembelajaran mendalam tentang tanggung jawab lingkungan.
Puncak kegiatan adalah aksi nyata bersih-bersih lingkungan sekolah. Seluruh siswa, guru, dan tim RRD turun tangan membersihkan ruang kelas, taman, halaman, dan area sekitar sekolah. Setiap sampah yang dikumpulkan kemudian disortir kembali untuk disalurkan ke bank sampah atau mitra daur ulang, hasil kolaborasi RRD dengan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI). Setelah aksi selesai, sesi refleksi digelar untuk menegaskan pesan kunci: kebersihan bukan hanya tugas petugas kebersihan, melainkan karakter yang harus menjadi bagian dari setiap warga sekolah. Seluruh kegiatan didokumentasikan dan disiarkan melalui kanal media RRD dan WCD Depok, agar semangat edukasi lingkungan ini bergema lebih luas dan menginspirasi sekolah-sekolah lain di Kota Depok.
Jaringan Kolaborasi dan Ekosistem Gerakan
Keberhasilan World Cleanup Day (WCD) Kota Depok 2025 tak dapat dilepaskan dari kekuatan kolaborasi lintas sektor yang menjadi jantung gerakannya. Di bawah koordinasi RRD sebagai leader WCD, terbentuk sebuah ekosistem gerakan yang mempertemukan pemerintah, komunitas, lembaga sosial, hingga kelompok swadaya masyarakat. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok menjadi mitra strategis dalam memberikan dukungan teknis dan logistik pengelolaan sampah, memastikan hasil aksi bersih-bersih tersalurkan dengan benar. Sementara itu, Koramil 02 Beji turut berperan dalam aspek keamanan dan mobilisasi sosial, menunjukkan bahwa gerakan lingkungan sejatinya adalah bentuk bela negara dalam konteks ekologis.
Di lapangan, sinergi antara RRD dan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) menjadi contoh kolaborasi nyata yang berorientasi pada solusi. IPI, dengan keahliannya dalam pemilahan dan pengolahan sampah, membantu memastikan bahwa hasil kegiatan bersih-bersih tidak berakhir di TPA Cipayung yang sudah mengalami kelebihan kapasitas. Kolaborasi ini menegaskan pergeseran paradigma: bahwa pemulung bukan sekadar pengumpul sampah, melainkan mitra penting dalam rantai ekonomi sirkular. Dukungan tenaga relawan juga datang dari Karang Taruna Depok dan Karang Taruna Depok Jaya, yang menghadirkan energi muda dalam setiap kegiatan lapangan. Kehadiran mereka memperkuat nuansa gotong royong dan menjadikan WCD Depok sebagai ruang belajar sosial lintas generasi.
Selain itu, ekosistem gerakan diperluas melalui keterlibatan berbagai komunitas lokal yang memiliki kepedulian terhadap keberlanjutan. Bank Sampah Sarikaya, Kelompok Wanita Tani Selendang Ratu, Komunitas Budidaya Maggot, Aliansi Keselarasan Alam (All Salam), Komunitas Replika, dan Alumni SMA Jakarta Bersatu (ASJB) turut menjadi penggerak di berbagai wilayah Depok. Mereka berperan sebagai simpul aksi yang menghubungkan masyarakat dengan praktik pengelolaan sampah yang produktif, seperti budidaya maggot, pengolahan kompos, dan daur ulang kreatif. Di sisi lain, Yayasan Baitul Muslimin Nurul Huda memberikan dukungan moral dan fasilitas sosial, menegaskan bahwa gerakan kebersihan tidak hanya bersifat ekologis, tetapi juga spiritual dan kemanusiaan.
Rangkaian kegiatan WCD Depok 2025 disusun dengan strategi berjenjang agar dampaknya meluas dan berkesinambungan. Gerakan ini diawali pada 20 September dengan aksi pembersihan di Kali Secawan, menandai dimulainya kampanye kebersihan yang berfokus pada ekosistem air. Aksi ini menjadi simbol penting karena sungai adalah nadi lingkungan kota yang kerap terlupakan. Selanjutnya, pada 25 Oktober, digelar puncak aksi WCD Kota Depok di Lapangan Jawa Beji --- sebagai bentuk partisipasi resmi dalam momentum WCD Jawa Barat. Aksi ini diibaratkan sebagai "gong gerakan" yang menegaskan posisi Depok sebagai kota yang serius mengelola sampahnya. Tak berhenti di situ, pada 5 November, tim WCD Depok akan melanjutkan misi edukasi ke TK Fatahillah Beji, memperkenalkan kesadaran lingkungan sejak usia dini.
Beragam kegiatan utama terus dijalankan untuk menjaga ritme gerakan sepanjang tahun. Mulai dari plogging --- memungut sampah sambil berolahraga --- hingga bersih-bersih lingkungan berbasis laporan warga, yang memberi ruang partisipasi masyarakat luas. Setiap kegiatan diikuti dengan pemilahan dan penimbangan sampah untuk diserahkan ke bank sampah atau maggot farm, menciptakan siklus pengelolaan yang berorientasi pada nilai tambah. Di sisi edukatif, RRD menggagas program pembelajaran lingkungan ke berbagai jenjang sekolah, dari PAUD hingga SMA, sebagai agenda berkelanjutan. Dengan demikian, gerakan WCD Depok tidak berhenti sebagai aksi sesaat, tetapi berkembang menjadi ekosistem edukasi dan kolaborasi yang menanamkan gaya hidup bersih, sehat, dan berkelanjutan di masyarakat Kota Depok.
Refleksi Gerakan
Gerakan World Cleanup Day (WCD) Kota Depok 2025 di bawah kepemimpinan Radio Relawan Depok (RRD) menjadi bukti nyata bahwa perubahan sosial dan lingkungan dapat lahir dari semangat komunitas. Dalam situasi darurat sampah yang dihadapi Kota Depok, RRD tampil sebagai penyiar kampanye sekaligus penggerak aksi dan penghubung antar-elemen masyarakat. Penunjukan RRD sebagai leader WCD bukan semata pengakuan administratif, melainkan legitimasi moral atas kiprah panjangnya dalam membangun komunikasi publik yang edukatif dan menggerakkan partisipasi warga. Gerakan ini menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk mengatasi persoalan lingkungan yang kompleks dan sistemik.