Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merdeka dari Sampah: Ketika Sampah menjadi Simbol Penjajahan Baru

7 Agustus 2025   00:32 Diperbarui: 7 Agustus 2025   00:32 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi TPA Cipayung, Kota Depok yang kapasitas penampungan sampahnya sudah overload (Sumber: Antara via Mediaindonesia.com)

Di sisi lain, pendidikan lingkungan sejak usia dini juga menjadi kunci. Banyak komunitas warga yang kini mulai menyasar sekolah sebagai basis perubahan perilaku. Anak-anak diajarkan memilah sampah, mengolah kompos, hingga memahami siklus limbah. Dengan begitu, perubahan tak berhenti pada satu generasi. Gerakan warga pun menjadi jembatan antara aksi lokal dan visi masa depan yang berkelanjutan.

Media sosial juga memainkan peran penting dalam menyebarkan semangat ini. Banyak komunitas yang membagikan praktik baik, membuat konten edukatif, hingga menggalang donasi dan relawan. Gerakan warga tak lagi sunyi. Ia terdengar nyaring, berjejaring, dan memberi inspirasi bagi ribuan orang lainnya. Dari sini, narasi baru tentang kemerdekaan bisa dibentuk--narasi yang bukan hanya membanggakan masa lalu, tetapi juga memperjuangkan masa depan. Akhirnya, merdeka dari sampah menjadi isu yang diperjuangkan oleh banyak orang dalam banyak cara. Tugas kita bersama adalah mendukung, memperkuat, dan menyebarkan semangat ini.

Merdeka yang Sesungguhnya

Ilustrasi tumpukan sampah plastik di Sungai Citarum, Jawa Barat (Sumber: Mitra Dana Lingkungan/mdl.or.id)
Ilustrasi tumpukan sampah plastik di Sungai Citarum, Jawa Barat (Sumber: Mitra Dana Lingkungan/mdl.or.id)


Merdeka bukan hanya tentang sejarah 17 Agustus 1945. Di masa kini, merdeka juga berarti mampu menentukan arah hidup sendiri, termasuk dalam urusan lingkungan. Ketika warga memilih untuk tidak tunduk pada banjir sampah, mereka sedang menyatakan kemerdekaan mereka atas ruang hidup yang sehat dan berdaulat. Ini adalah bentuk perjuangan yang sama agungnya, meskipun tidak pernah tercatat dalam buku sejarah.

Kisah-kisah dalam artikel ini menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan bisa menjelma dalam aksi nyata sehari-hari. Dari memilah sampah, mendirikan bank sampah, hingga membersihkan sungai, semua adalah bentuk keberanian dan cinta pada tanah air. Dan semua dimulai dari kesadaran bahwa lingkungan yang bersih adalah hak, bukan hadiah.

Mari kita terus hidupkan semangat ini. Karena setiap plastik yang tak kita buang sembarangan, setiap botol yang kita daur ulang, dan setiap ajakan yang kita sampaikan kepada tetangga, adalah bagian dari perjuangan itu sendiri. Merdeka dari sampah, merdeka untuk hidup sehat, layak, dan bermartabat.

Depok, 7/8/2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun