Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Semangat Kemerdekaan di Meja Makan: Kenali Makanan Kita dari Sabang sampai Merauke

5 Agustus 2025   21:10 Diperbarui: 5 Agustus 2025   21:10 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nasi tumpeng (Sumber: IDNTimes.com)

Ketika kita bicara tentang kemerdekaan, ingatan publik sering kali hanya berhenti pada bendera, pidato, atau parade militer. Padahal, ada ruang-ruang keseharian yang juga menjadi medan perayaan identitas—salah satunya adalah meja makan. Di setiap tanggal 17 Agustus, berbagai daerah di Indonesia menyuguhkan menu khas perayaan kemerdekaan yang bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga mencerminkan sejarah, kebanggaan, dan karakter budaya lokal. Inilah bentuk nasionalisme lembut yang tumbuh dari cerita pangan, bukan dari wacana politis belaka.

Makanan khas perayaan kemerdekaan tak muncul begitu saja, melainkan lahir dari jejak perjuangan, adaptasi lokal, dan kreativitas rakyat. Di balik sepiring tumpeng atau semangkuk papeda, ada narasi panjang tentang ketahanan pangan, hubungan dengan alam, serta semangat gotong royong. Pangan bukan sekadar kebutuhan biologis, melainkan juga ekspresi dari kedaulatan dan kemerdekaan berpikir—termasuk dalam menentukan selera dan identitas diri.

Baca juga:

Refleksi Kedaulatan Pangan di Bulan Kemerdekaan 

Budaya kuliner Nusantara, yang terbentuk dari ribuan pulau dan ratusan etnis, sesungguhnya adalah laboratorium sejarah hidup. Melalui makanan, kita belajar bagaimana tiap daerah beradaptasi dengan lingkungan dan bahan baku lokal. Menu kemerdekaan dari Sabang sampai Merauke mencerminkan kisah survival, kemandirian, dan kekayaan imajinasi masyarakat. Perayaan 17 Agustus, dalam konteks ini, adalah pesta rasa sekaligus pesta sejarah.

Lebih jauh, kuliner dalam perayaan kemerdekaan memperlihatkan bagaimana nasionalisme tidak harus selalu ditunjukkan dalam bentuk formalisme negara. Nasionalisme dapat tumbuh dari kecintaan terhadap sambal buatan ibu, atau semangat gotong royong saat memasak nasi liwet bersama tetangga. Nilai-nilai seperti persatuan, keberagaman, dan kesetaraan justru terasa lebih nyata dalam aktivitas kolektif di dapur dan meja makan.

Maka, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kedaulatan pangan adalah bagian tak terpisahkan dari kedaulatan bangsa. Ketika kita mampu memaknai makanan lokal sebagai bagian dari identitas nasional, maka kita sedang meneguhkan semangat kemerdekaan dalam bentuk yang paling membumi: dari piring ke hati.

Tumpeng dan Simbolisme

Salah satu ikon kuliner kemerdekaan yang paling banyak ditemukan adalah tumpeng. Makanan berbentuk kerucut ini bukan hanya enak, tetapi sarat dengan simbolisme. Di banyak daerah di Jawa, perayaan 17 Agustus tidak lengkap tanpa nasi tumpeng yang dilengkapi lauk-pauk seperti ayam ingkung, urap, telur rebus, dan sambal. Bentuk kerucut tumpeng melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal), dan aneka lauk di sekitarnya mewakili hubungan sosial (horizontal).

Tumpeng bukan hanya soal rasa, tetapi juga bentuk pendidikan karakter. Proses membuatnya biasanya dilakukan bersama-sama, dari ibu-ibu PKK hingga anak muda karang taruna. Aktivitas ini menjadi ruang untuk memperkuat solidaritas sosial dan menanamkan nilai gotong royong yang menjadi ruh dari kemerdekaan itu sendiri. Dalam narasi kuliner, tumpeng adalah monumen rakyat yang tidak dibangun dengan batu, tetapi dengan beras dan bumbu dapur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun