Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membentuk Sekolah Ramah Anak Bersama Komite Sekolah

25 Mei 2025   04:21 Diperbarui: 25 Mei 2025   16:13 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekspresi wajah senang dan nyaman anak-anak ketika belajar di sekolah (Sumber: Republika.co.id)

Sekolah ramah anak bukan hanya slogan, tetapi sebuah paradigma pendidikan yang menempatkan hak, martabat, dan kebutuhan anak sebagai pusat dari seluruh proses pembelajaran. Konsep ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, partisipatif, dan bebas dari segala bentuk diskriminasi serta kekerasan. Dalam kerangka ini, semua unsur sekolah---guru, tenaga kependidikan, siswa, orang tua, dan masyarakat---memiliki tanggung jawab untuk mewujudkannya.


Komite sekolah, sebagai representasi orang tua dan masyarakat, memegang peran kunci dalam menyuarakan kepentingan anak sekaligus mengawal proses pendidikan dari luar. Di tengah kompleksitas tantangan pendidikan saat ini, kehadiran komite menjadi jembatan penting dalam membangun kolaborasi antara sekolah dan lingkungan sosial. Komite sekolah dapat memberikan masukan strategis dan menjadi pengawas independen yang memastikan bahwa sekolah benar-benar berpihak pada hak dan kesejahteraan siswa.

Lebih dari sekadar badan administratif, komite sekolah merupakan mitra strategis dalam merancang dan mengevaluasi kebijakan sekolah yang ramah anak. Mereka dapat memperjuangkan kebijakan anti-bullying, mendorong kurikulum yang inklusif dan mendukung berbagai program yang menumbuhkan karakter siswa. Tanpa keterlibatan aktif dari komite, pendekatan sekolah ramah anak akan menjadi langkah yang timpang dan kurang berdaya secara sosial.

Namun, membentuk sekolah ramah anak tidak lepas dari berbagai tantangan. Masih banyak sekolah yang mempertahankan budaya otoriter, kurang memberi ruang pada partisipasi siswa, dan belum memahami pentingnya iklim emosional yang suportif. Di sinilah peran komite sekolah menjadi signifikan, yaitu mendorong transformasi nilai dan budaya sekolah.

Melalui kerja sama yang erat antara guru, siswa, dan komite sekolah, cita-cita membentuk sekolah ramah anak bisa menjadi kenyataan. Kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan siswa, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan sebagai tempat tumbuh yang sehat dan adil bagi generasi masa depan.

Mitra Strategis

Ilustrasi komite sekolah sebagai mitra strategis dalam proses pembelajaran anak di sekolah (Timesindonesia.co.id)
Ilustrasi komite sekolah sebagai mitra strategis dalam proses pembelajaran anak di sekolah (Timesindonesia.co.id)

Komite sekolah seharusnya diposisikan sebagai mitra strategis dalam proses pengambilan keputusan di sekolah, bukan sekadar pelengkap administratif. Dengan mandat yang kuat dari masyarakat, komite dapat mengawal kebijakan yang berpihak pada perlindungan dan pengembangan anak. Mereka dapat ikut serta dalam menyusun visi dan misi sekolah yang mencerminkan nilai-nilai ramah anak serta ikut mengevaluasi pelaksanaannya secara berkala.

Sebagai mitra strategis, komite dapat terlibat aktif dalam menyusun tata tertib sekolah, menyampaikan aspirasi orang tua, serta mengawasi implementasi kebijakan yang relevan dengan kesejahteraan siswa. Dalam banyak kasus, kebijakan sekolah gagal melibatkan perspektif anak dan keluarga karena kurangnya komunikasi dengan komite sekolah. Padahal, sinergi ini penting agar kebijakan yang dihasilkan bersifat holistik dan aplikatif.

Komite juga memiliki peran penting dalam menciptakan kanal komunikasi dua arah antara sekolah dan orang tua. Melalui forum pertemuan, diskusi terbuka, atau bahkan media sosial, komite dapat menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapi siswa kepada pihak sekolah. Dengan begitu, keputusan yang diambil bukan hanya didasarkan pada sudut pandang internal sekolah, melainkan berdasarkan masukan nyata dari komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun