Oleh: Sultani
Ketika pemerintah mengumumkan bahwa 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu 10 April 2024, umat Islam di seluruh Indonesia menyambutnya dengan gembira karena artinya perayaan Idul Fitri akan dilaksanakan secara bersama-sama dengan Muhammadiyah. Sebelumnya, Muhammadiyah telah mengumumkan untuk merayakan Idul Fitri pada Rabu 10 April.
Saya tergerak untuk menulis artikel ini sebagai artikel yang ke 101 untuk masa keanggotaan sebagai Kompasianer selama 3 bulan 3 hari. Bagi saya momentum Idul Fitri tahun ini terbilang unik dan realitasnya sangat dinamis.
Keunikan tersebut lantaran Idul Fitri bertepatan dengan puncak dari konflik Pemilihan Presiden 2024 yang sedang diadili oleh Mahkamah Konstitusi.Â
Perayaan Idul Fitri secara bersamaan antara pemerintah dengan Muhammadiyah adalah sebuah realitas yang dinamis. Perayaan Idul Fitri secara bersamaan antara pemerintah dan Muhammadiyah baru terselenggara kembali tahun ini, setelah beberapa tahun sebelumnya selalu selisih satu hari.Â
Kehadiran kedua belah pihak dalam menyambut Idul Fitri secara serentak memberikan contoh bahwa kerja sama dan toleransi lintas aliran dan lembaga dapat menghasilkan dampak positif bagi keseluruhan masyarakat.
Selain itu, momentum lebaran secara bersamaan ini juga menunjukkan kolaborasi yang positif antara dua entitas penting dalam masyarakat. Momentum ini tidak hanya menjadi perayaan agama, tetapi juga menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya membangun harmoni dan persatuan di tengah perbedaan yang ada.
Merayakan Idul Fitri secara bersama-sama merupakan langkah konkret untuk memberikan contoh bagi masyarakat bahwa perdamaian dan kerukunan dapat terwujud melalui dialog dan kerja sama yang baik.Â