Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Refleksi Ramadan 2023 Untuk Target Ramadan 2024

12 Maret 2024   22:03 Diperbarui: 18 Maret 2024   23:47 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Wartakota.tribunnews.com

Apa saja ibadah atau amalan mu'amalah yang belum optimal atau sudah dikerjakan tetapi masih bolong-bolong? Tentu banyak. Sebagai manusia kita tidak akan bisa menjalani ibadah puasa secara sempurna tanpa bolong sedikitpun, meskipun kita sudah berusaha sekerasnya. Ada saja yang bolong sana-sini, entah puasanya, shalatnya, tahajudnya, it,tikafnya, atau malah amalan mu'amalah terhadap sesama makhluk.

Dalam edisi Ramadan Bercerita hari ke-2 ini, Saya akan memaparkan beberapa target yang sudah saya tetapkan untuk digapai Ramadan tahun ini. Target tersebut berdasarkan refleksi terhadap pengalaman menajalani puasa tahun lalu yang sudah pasti masih banyak bolongnya. Ibadah yang akan saya fokuskan sebagai target Ramadan 2024 dalam edisi hari ke-2 ini adalah i'tikaf. Ibadah dan amalan lain yang tidak menjadi fokus bukan berarti sudah sempurna dikerjakan, melainkan hanya menjadi pendamping untuk cerita tentang i'tikaf.

Tahun 2023 menjadi titik balik pengalaman Saya dalam menjalankan puasa Ramadan setelah perjalanan hidup saya berlansung setengah abad lebih lamanya. Titik balik tersebut saya rasakan ketika jiwa ini terpanggil untuk mencoba merasakan i'tikaf di masjid pada 10 malam terakhir Ramadan. Selain i'tikaf ada beberapa ibadah yang saya mulai coba untuk mengamalkannya meskipun tidak konsisten, seperti tahajud dan tadarusan bersama di masjid.

Waktu Ibadah yang Hilang

Dalam riwayat hidup Saya sebagai pekerja untuk menikmati waktu senggang khusus beribadah adalah hal yang paling mustahil untuk didapat. Setiap kali Ramadan tiba, Saya hanya bisa menghadapinya dari kejauhan, terhalang oleh tumpukan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga yang menggunung. I'tikaf, ibadah yang selalu menarik perhatian, terasa begitu jauh dari jangkauan.

Bertahun-tahun kesempatan untuk i'tikaf terlewat begitu saja karena badan sudah tidak sanggup lagi diajak begadang lebih lama akibat terlalu capek. Begitu juga dengan mata yang langsung sayu ketika istirahat.  Alhasil, kendaraan Saya berlalu begitu saja meninggalkan masjid dan orang-orang yang duduk dengan khusyuk di dalamnya. Tahun demi tahun pengalaman ini saya hadapi. Tidak terasa 20 tahun saya melewatkan begitu saja kesempatan untuk menggapai kemuliaan Ramadan dengan i'tikaf.

Sumber: Detik.com
Sumber: Detik.com

Setelah usia sudah melewati angka 50 tahun hidup ini mulai menjelma sebagai pintu gerbang buat Saya. Pensiun dari pekerjaan memberi Saya hadiah yang paling berharga, yaitu waktu. Dalam kekosongan pengalaman mengenai i'tikaf, Saya memutuskan untuk memulai perjalanan spiritual baru untuk menebus semua yang tertunda selama ini.

Maka pada Ramadan 2023 perjalanan spiritual baru tersebut Saya mulai. Saya memasuki awal Ramadan dengan satu resolusi, yaitu bisa ikut merasakan i'tikaf meskipun cuma sekali. Semua ritual ibadah Saya jalankan sesuai syariat dari hari ke hari. Dari sahur, shaum, berbuka, shalat 5 waktu secara berjamaah di masjid, hingga menutup malam dengan tarawi dan witir. Setiap beribadah saya memasuki masjid dengan hati penuh harap agar Allah menerima semua ibadah Saya sebagai kebaikan yang bisa dipancarkan kepada sesama.

Ibadah menjadi kegiatan rutinitas yang sudah dihafal dengan baik amalan dan bacaannya. Alhamdulillah, tidak satu pun yang terlewat yang membuat ikatan batin Saya dengan masjid menjadi begitu dekat. Semua gerak hidup Saya saat itu sudah mengikuti irama kegiatan di masjid. Suara-suara yang keluar dari masjid diterima oleh jiwa Saya sebagai sinyal kebaikan yang harus segera direspons dan ditindaklanjuti.

Waktu yang selama ini hilang seolah kembali melalui kekhusyukan dalam beribadah. Penanda-penanda ibadah ini menegaskan akan penantian yang panjang dan sunyi, bertarung dengan kenangan masa lalu yang abai untuk beribadah. Kekosongan di dalam hati yang ditutup oleh kesibukan kerja selama ini menjadi penuh terisi dengan kegiatan yang menghubungkan Saya dengan masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun