Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Elektabilitas Capres dalam Bingkai Data Survei

4 Februari 2024   07:10 Diperbarui: 5 Maret 2024   16:47 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data survei dalam pilpres kali ini telah membingkai elektabilitas capres menjadi polarisasi kekuatan pro kemenangan capres dengan elektabilitas paling tinggi dengan kubu antitesisnya. 

Polarisasi ini semakin seru tatkala muncul indikasi adanya keberpihakan dari penguasa terhadap salah satu capres. Munculnya kritik terbuka oleh pegiat demokrasi dan pemilu jurdil yang disusul dengan deklarasi terbuka kaum cendekiawan yang dimotori oleh beberapa kampus di Indonesia adalah bentuk keprihatinan terhadap indikasi keberpihakan pemerintah tersebut.

Berikut ini beberapa isu yang Saya cermati terkait dengan elektabilitas capres dalam bingkai data survei:

#1. Polarisasi Jargon Capres

Jargon "Menang Satu Putaran" berangkat dari fenomena hasil survei yang dirilis secara masif dengan kemenangan telak untuk kubu paslon nomor urut 2. Pergerakan elektabilitas yang terjadi secara konsisten dari waktu ke waktu dipercaya bisa mencapai target syarat minimal untuk menang pilpres, yaitu mengantongi perolehan suara sebesar 50 persen plus satu (50% + 1). Data survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei apa pun menjadi pedoman bagi kubu Prabowo-Gibran merancang strategi untuk memenangi pilpres hanya satu putaran.

Dilansir dari Tribunkaltim.co.id, per 3 Februari elektabilitas paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran sudah tembus 50 persen plus satu. Ada 6 lembaga survei yang sudah memastikan dengan data surveinya masing-masing bahwa Prabowo-Gibran sangat potensial untuk menang satu putaran, karena angka elektabilitasnya sudah di atas 50 persen. Keenam lembaga survei tersebut adalah: LSI Denny JA, Data Riset Analitika, Indonesia Development Monitoring (IDM), Point Indonesia, Skala Data Indonesia, dan Political Weather Station (PWS).

LSI Denny JA yang merilis hasil surveinya pada 30 Januari 2023 menempatkan Prabowo-Gibran sebagai paslon terunggul dengan tingkat elektabilitas sebesar 50,7 persen. 

Sementara dua lawan dari paslon ini hanya mencetak elektabilitas di angka 20-an persen. Lembaga survei Data Riset Analitika yang merilis hasil survei pada 30 Januari 2023 mencatat tingkat elektabilitas paslon nomor urut 2 yang lebih tinggi yaitu 51,7 persen.

Indonesia Development Monitoring (IDM) menjadi lembaga survei yang menempatkan tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran paling tinggi selama ini. Melalui rilis hasil survei pada 31 Januari 2023, IDM mencatat tingkat elektabilitas paslon ini sebesar 57,1 persen. 

Sementara lembaga survei Point Indonesia yang juga merilis hasil surveinya pada hari yang sama menempatkan elektabilitas Prabowo-Gibran di angka 52,9 persen. 

Lembaga survei lain yang tren elektabilitasnya juga setingkat adalah Political Weather Station (PWS). Dari rilis data elektabilitas capres pada 26 Januari 2023, lembaga survei ini mencatat elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra dengan pasangannya sebesar 52,9 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun