Mohon tunggu...
Sultan Muholafatul Akbar
Sultan Muholafatul Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa Ekonomi Syariah Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)

Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Ekonomi Syariah, selain aktif berkuliah sebagai mahasiswa, juga aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Unusia Kabupaten Bogor Ketua Umum PMII Rayon FEB Unusia 2023-2024 Ketua Umum PMII Komisariat Unusia 2024-2025

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Santri Melawan Stigma,Marwah Pesantren Harus Dijaga!

14 Oktober 2025   17:45 Diperbarui: 14 Oktober 2025   17:45 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oka Ersa Maulana (Ketua Umum PMII Rayon FKIP Komisariat Unusia Kabupaten Bogor)

#BokotTrans7
Dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia, pesantren memiliki posisi strategis sebagai benteng moral, pusat keilmuan, dan sumber lahirnya tokoh-tokoh bangsa. Sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga era pembangunan nasional, pesantren bukan hanya mencetak kader ulama, melainkan juga melahirkan pemimpin, pejuang, dan intelektual yang memiliki kepedulian terhadap nasib rakyat.
Santri dan pesantren telah menjadi kekuatan kultural yang berperan besar dalam menjaga keutuhan bangsa. Saat banyak lembaga pendidikan modern hanya fokus pada aspek kognitif, pesantren menawarkan pendidikan yang menyeluruh: akal, hati, dan akhlak. Inilah keunggulan pesantren mencetak manusia yang tidak hanya pintar, tetapi juga berintegritas, berakhlak, dan berjiwa pengabdi.
Di tengah tantangan zaman dan derasnya arus globalisasi, pesantren tetap teguh menjaga nilai-nilai kebangsaan. Mereka hadir di garda terdepan saat bangsa ini menghadapi ancaman ideologi radikal maupun degradasi moral. Melalui pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai keislaman, pesantren membantu negara membangun fondasi sosial yang kokoh dan harmonis.
Oleh karena itu, sangat disayangkan jika ada media nasional seperti Trans7 yang justru menyajikan narasi keliru dan menyesatkan tentang kehidupan pesantren, khususnya Pondok Pesantren Lirboyo. Tindakan ini bukan hanya bentuk kelalaian etika jurnalistik, tetapi juga pelecehan terhadap perjuangan panjang dunia pesantren dalam membangun peradaban bangsa. Media seharusnya menjadi jembatan pemahaman publik, bukan sumber stigma yang mencederai nilai luhur.
Ketua Rayon fkip Sahabat Oka Ersa Maulana menegaskan bahwa "Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, melainkan benteng moral, penjaga karakter bangsa, dan pilar penting dalam sejarah Indonesia. Narasi keliru yang ditayangkan telah mencederai marwah pesantren dan menyakiti perasaan santri, kiai, serta masyarakat luas. Saya menegaskan, media nasional harus bertanggung jawab, tidak hanya dengan permintaan maaf, tetapi juga evaluasi menyeluruh agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi."
Sebagai media nasional, Trans7 memiliki tanggung jawab moral dan sosial yang besar. Permintaan maaf tentu penting, tetapi tidak cukup. Perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap proses redaksi dan produksi agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Narasi tentang pesantren tidak bisa disajikan dengan cara dangkal atau sensasional karena menyangkut kehormatan ribuan santri dan marwah lembaga keagamaan.
Kami juga mendesak Komisi Penyiaran Indonesia untuk mengambil langkah tegas sesuai regulasi, agar ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh lembaga penyiaran. Tanggung jawab media adalah menyampaikan fakta, bukan membentuk opini keliru yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan Islam.
Dalam konteks ini, perjuangan pesantren bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk menjaga martabat bangsa. Menghormati pesantren berarti menghormati sejarah, nilai, dan peradaban bangsa Indonesia. Sudah seharusnya media nasional belajar untuk tidak gegabah, lebih peka terhadap nilai-nilai kultural, dan benar-benar menjalankan fungsi jurnalistik dengan penuh tanggung jawab.


Penulis: Oka Ersa Maulana (Ketua PMII Rayon FKIP UNUSIA KAB BOGOR)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun