Mohon tunggu...
Accang
Accang Mohon Tunggu... -

menulis adalah salah satu langkah mengurangi efek kesenjangan sosial secara verbal.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

AXA Mandiri: Mitra Terbaik dalam Perencanaan Harta dan Kehidupan

28 Juli 2017   01:08 Diperbarui: 28 Juli 2017   04:50 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentingnya mengendalikan suatu perencanaan penggunaan harta

Membicarakan soal perencanaan hidup adalah suatu hal yang penuh dengan misteri, karena sama saja kita membicarakan hal yang belum pasti terjadi,. Misal kita merencanakan A, bisa saja hasilnya B atau C, bahkan buruknya salah satu dari yang kita harapkan tidak ada yang tercapai sama sekali. Yaaa! Namanya juga merencanakan, hasilnya tergantung dari cara kita bertindak dan tentu pada prinsipnya, dalam mengarungi sebuah kehidupan yang kompleks untuk kita jalani akan lebih terarah dan pasti, tergantung dari komitmen para individu dalam mengelola likuiditas keuangan yang sejatinya untuk menutupi kebutuhan dan keinginan hidup. 

Kiranya Sudah menjadi dinamika kehidupan dalam menemukan suatu fenomena sosial kemasyarakatan. Suatu kelompok rumah tangga seringkali kita dapati sedang menghadapi ketidakseimbangan antara kondisi ekonomi keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang jauh lebih tinggi, bahkan ekstrimnya tak disadari akan mengkonstruk konflik emosional di dalam suatu rumah tangga tersebut.

Sebagai contoh kasus, tuntutan kehidupan keluarga yang penuh dengan hasrat kebutuhan dan keinginan memiliki suatu barang tertentu pun tak terhindarkan. Memaksa sebuah keluarga khususnya seorang kepala rumah tangga untuk menguras pikiran semaksimal mungkin dan bekerja keras tanpa kenal lelah agar bagaimana cara mendapatkan "budget" untuk menutupi kebutuhan pokok yang sejatinya tak dapat ditunda. 

Belum lagi, pemenuhan keinginan yang terkadang relatif mahal dan terus memancing hasrat memiliki suatu materi yang sifatnya menarik perhatian karena pengaruh gaya hidup dan berbagai motif lainnya. Hingga tak jarang dari ilustrasi kehidupan keluarga tersebut terhias sebuah pertentangan argumen antar anggota keluarga akibat ruwetnya masalah finansial yang tak kunjung saling mencukupi.

Telah disinggung sebelumnya bahwa sifat perencanaan masih menjadi sebuah misteri dalam menuai hasil dan kaitannya dengan ilustrasi keluarga di atas cukup memberi gambaran kepada kita tentang maksud untuk tidak menggunakan secara berlebihan harta yang kita miliki saat ini. Sebab masih banyak hal-hal yang belum pasti dari kehidupan yang kita jalani yang sifatnya materialistis dan butuh strategi yang matang dalam penggunaan harta kita. Sebagai rumus kehidupan, ada hal yang menarik untuk kita hayati. Pada kegiatan nangkring bersama AXA financial (21/07/2017) bekerjasama dengan kompasiana, ada sajian materi yang menjelaskan bahwa dalam hidup ini ada yang dinamakan peristiwa kepastian, harta menjadi harta waris, dan hutang segera jatuh tempo. Penjelasan dari ketiga indikator tersebut adalah:

  • "Peristiwa Kepastian" memang dalam hidup ini, ada peristiwa yang tidak bisa kita hindari, contohnya kebutuhan pokok yang kian melambung seiring dipengaruhi oleh dinamika pasar dan regulasi pemerintah, membuat kita harus menyesuaikan isi kantong/gaji terhadap suatu harga barang, terlepas dari mahal atau tidaknya barang tersebut yang ada dipasaran.
  • "Harta akan menjadi harta waris", sudah merupakan konsekuensi bagi siapa saja pemiliki harta, tinggal yang jadi pertanyaan? Apakah harta warisan itu akan menjadi suatu perkara, kelak kita meninggal dunia akan dimiliki oleh pewaris kita atau baiknya sebagai sarana untuk menumbuhkan kembangkan generasi penerus yang cerah di dalam keluarga? Itu semua tergantung dari bagaimana caranya mengolah harta yang saat ini kita miliki mampu kita manage sebaik mungkin. Entah dengan cara, menginvestasikan harta kita melalui sebuah lahan, rumah, perusahaan, ataukah dengan cara kita manifestasikan harta yang kita miliki melalui sebuah asuransi.
  • "Hutang Segera Jatuh Tempo" bagi keluarga yang lagi krisis ekonomi tentu sangat dekat keberadaannya dengan kata tersebut, sebab dari berbagai kebutuhan dan keinginan keluarga yang segera harus terpenuhi memaksa keadaan untuk terpaksa harus berhutang demi menjaga kondisi rumah tangga agar tetap terjaga secara emosional. Hal yang tidak terelakkan pun terjadi, hutang dimana-mana membuat kondisi ekonomi keluarga harus mengadopsi prinsip "gali lubang, tutup lubang". Kiranya hal yang sangat melelahkan ketika kita kerja hanya habis untuk membayar utang tanpa sedikitpun menikmatinya.

Penjelasan mengenai ketiga point di atas adalah refleksi kehidupan bagi tantangan finansial kita yang memberikan petunjuk sekaligus penekanan bahwa harta yang saat ini kita gunakan sangat perlu ada yang membantu me-manage (Mengatur), pengeluaran secara tepat sasaran agar tidak salah mengakomodir kebutuhan maupun keinginan yang tidak pantas untuk dipenuhi.

AXA Mandiri: mitra terbaik dalam perencanaan harta dan kehidupan

Kita bisa definisikan bersama secara umum bahwa, hidup bahagia dalam konteks kekeluargaan dapat diidentifikasi dari tenangnya jiwa dalam menikmati aktivitas kehidupan tanpa adanya tekanan pikiran, segala sesuatu yang berkenaan dengan keluarga kita, semua bisa terjamin secara kebutuhan dan keinginan, dan hal paling penting adalah terhindar dari lilitan utang yang sifatnya sewaktu-waktu akan menguras habis harta kita yang sejatinya sebagai alat untuk menjamin keseluruhan unsur dari kebahagiaan keluarga.

Maka dari itu perlu kiranya diketahui bahwa merencanakan pemberdayaan harta menuju hal-hal yang pasti akan membuat kita merasa tidak khawatir akan apa yang tidak seharusnya kita khawatirkan sebab efek yang ditimbulkan ketika kita merencanakan pemberdayaan harta sebaik mungkin akan mengarahkan kepada hal-hal yang sifatnya produktif. Seperti meminimalisir: hutang, pajak, biaya;, Menjaga likuiditas keuangan kas yang cukup bagi keluarga, lebih mudah menentukan siapa yang akan mengelolah kekayaan kita, ahli waris lebih mudah mengelolah kekayaan yang ditransfer, waktu dan cara yang tepat bagi pemilik selagi hidup, dan terciptanya kerukunan dan keharmonisan orang yang ditinggalkan.

Menanggapi keuntungan daripada efek mengelola harta secara baik. Lalu kepada siapa sebaiknya kita bermitra untuk menjaga stabilitas harta kita? Apakah kita harus ke bank yang bisanya menyimpan uang kita untuk orientasi investasi masa depan, akan tetapi hanya menjamin keamanan harta kita saja tanpa 8 hal yang produktif kita bisa rasakan? Ataukah Mungkin ingin mencoba untuk menyimpan sendiri dalam brankas kita? Tapi lagi-lagi semua itu dirasa belum cukup menenangkan dan menyenangkan kalau hanya disimpan begitu saja, dan hal yang paling tepat dilakukan adalah dengan cara bekerja sama dengan suatu perusahaan asuransi, dan persusahaan asuransi yang tepat untuk kita bermitra demi keberlangsungan dan produktivitas harta kita yakni AXA mandiri.

Dengan program andalannya "Rencanakan Lebih" yang saat ini getol disosialisasikan melalu sebuah acara seminar atau event-event sejenisnya, diharapkan mampu memberikan solusi bagi pemberdayaan harta kita. Bagaimana tidak, dalam program ini, AXA Mandiri berupaya untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan proteksi, sekaligus mempersiapkan rencana masa depan melalui solusi "Rencanakan Lebih". "Rencanakan Lebih" ditujukan untuk membantu kondisi keuangan seseorang ketika menghadapi risiko hidup. Solusi ini memberikan manfaat perlindungan jiwa dan kesehatan, sekaligus investasi jangka panjang. Solusi tersebut dirancang sesuai dengan berbagai kebutuhan proteksi pada setiap tahap hidup seseorang.

Sebagai penutup saya ingin mengutip satu point diatas telah sebelumnya dijelaskan terkait adanya ketidakpastian dalam persoalan penjaminan penggunaan harta yang tidak terkendali. Bahwa hidup ini diselimut dengan "peristiwa kepastian", jadi ketika kita tidak tidak siap menyambut kepastian itu maka sulitlah kita untuk menjamin kehidupan kita khususnya kepada orang-orang yang kelak akan kita tinggalkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun