Mohon tunggu...
Sulistiyo Hadi
Sulistiyo Hadi Mohon Tunggu... Guru seni -

Minat pada dunia pendidikan, kesenian dan sosial keagamaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

AIDS

11 September 2011   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:03 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Parjan dikenal sebagai lelaki mata keranjang. Pada suatu sore ia melihat seorang wanita cantik melintas di depannya. Perawakannya tinggi semampai, rambutnya panjang terurai dan kulitnya putih bersih. Wanita  itu betul-betul menarik perhatian Parjan. Parjan pun lalu membuntutinya. Wanita itu tampaknya tahu, ia pun berhenti seperti menunggu Parjan di bawah pohon serut itu.

"Mau ke mana, mbak ?" tanya Parjan mendahului.

"Hanya jalan-jalan  kok, mas !" jawabnya.

"Mbak ini rumahnya mana, kok saya belum pernah lihat ?!" tanya Parjan kembali.

"Akh masak sih, saya saudaranya bu Prawiro yang di Jakarta." kata wanita itu sembari menunjuk arah kampung sebelah.

"Oo..!" kata Parjan seperti sudah paham.

Parjan lalu memperhatikan wanita  itu dari dari ujung rambut sampai pangkal kaki. Sungguh luar biasa cantiknya !  Wanita itu tersenyum manis.

"Mas ada waktu tidak ?" tanya wanita itu.

"E, memangnya kenapa ?" tanya Parjan penasaran.

"Kalau  mau, temani aku duduk-duduk di gubuk itu !" pinta wanita cantik itu agak manja.

"Oh ya, mau-mau !" jawab Parjan mantap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun