Bantul (MTsN 3 Bantul) - Dalam rangka mendukung gerakan pengurangan food waste sekaligus mengajarkan siswa cara memanfaatkan limbah organik rumah tangga, MTsN 3 Bantul menyelenggarakan pelatihan pembuatan eco enzym pada Selasa (03/09/2025). Kegiatan ini diikuti oleh guru, pegawai, serta perwakilan siswa dari setiap kelas dan menghadirkan naras sumber bapak Slamet. Beliau merupakan ketua Bank sampah Alam Lestari, Ceme, Srigading, Sanden, Bantul.
Dalam pelatihan tersebut, narasumber dari komunitas Bank sampah Alam Lestari menjelaskan secara rinci tentang eco enzym. Cairan hasil fermentasi dari sisa buah dan sayuran ini memiliki banyak kegunaan, antara lain sebagai pembersih serbaguna, pengusir serangga, hingga pupuk cair alami. Narasumber juga membagikan tips memilih bahan, komposisi yang tepat antara limbah organik, gula, dan air, serta teknik penyimpanan agar hasil fermentasi maksimal.
"Eco Enzym adalah larutan yang terbuat dari sisa-sisa makanan segar (buah dan sayuran) yang tidak busuk, tetapi sudah tidak tidak layak makan. Untuk pembuatan eco enzyme ini di butuhkan 10 liter air, 3 kg Bahan Organic (dari sisa buah dan sayuran. Minimal 5 macam buah dan sayuran) dan 1 kg tetep tebu (molase) atau bisa di ganti dengan gula merah atau gula aren. Tidak di anjurkan menggunakan gula pasir. Adapun proses pembuatannya yaitu BO (bahan Organik) dicacah kecil-kecil untuk memudahkan dalam proses fermantasi kemudia di cuci bersih. Setelah itu siapkan 10 liter air dalam ember yang memiliki tutup rapat kemudian campurkan molase/tetes tebu dan di aduk sampai benar-benar larut. Setelah larutan tercampur rata, masukkan BO (bahan organic) dan ember di tutup rapat. Setelah satu minggu, buka ember sekitar 1 menit untuk menghilangkan gas yang di hasilkan selama proses fermentasi lalu tutup kembali. Dua minggu kemudian, lakukan kegiatan yang sama (buka ember sekitar 1 menit untuk menghilangkan gas yang di hasilkan selama proses fermentasi lalu tutup Kembali). Setelah memasuki usia 1 bulan, lakukan lagi pembukaan ember dan tutup kembali. Baru setelah 3 bulan dari proses awal pembuatan, eco enzyme bisa di panen" papar narasumber Â
Setelah sesi teori, para peserta diajak praktik langsung membuat eco enzym. Dengan antusias, siswa-siswi bersama guru menimbang bahan, mencampurkan dalam wadah, lalu menuliskan tanggal pembuatan sebagai tanda awal proses fermentasi.
Melalui kegiatan ini, MTsN 3 Bantul sekali lagi menunjukkan komitmennya dalam mendukung program peduli lingkungan. Harapannya, langkah kecil yang dimulai dari madrasah dapat membawa dampak besar bagi terciptanya generasi muda yang lebih peduli, kreatif, dan berbudaya ramah lingkungan serta memahami pentingnya mengurangi food waste dan mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat. (sul)