Mohon tunggu...
Sulaiman Nur Hakiki
Sulaiman Nur Hakiki Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Economic and Techolgy

Selanjutnya

Tutup

Money

Meningkatkan Ekonomi Negara dengan Bioteknologi Pertanian yang Sesuai Kaidah Islam

21 Desember 2019   22:00 Diperbarui: 21 Desember 2019   23:04 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber : apec.org)

Tak terasa kita sudah berada di penghujung akhir tahun, di tahun 2019 ini Indonesia semakin mengkokohkan langkahnya untuk menjadi negara yang berperan penting dalam perekonomian dunia terutama dalam lingkup wilayah ASEAN. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), negara mencatatkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 sebesar 5,02% secara tahunan (year on year/yoy). 

Walaupun mengalami perlambatan dibandingkan kuartal II 2019 yang mana sebesar 5,05%, tetapi Indonesia masih bisa dibilang unggul bila dibandingkan dengan negara tetangga, contohnya seperti Thailand yang hanya tumbuh 2,34% (yoy) pada kuartal II 2019 dan Malaysia di kuartal II 2019 sebesar 4,93% (yoy).

Salah satu sektor yang mendukung perkembangan ekonomi Indonesia ialah sektor pertanian, seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara Agraris terbesar. Kontribusi dari sektor pertanian sendiri untuk PDB negara sepanjang kuartal I 2019 sebesar 1,82%, kemudian memasuki kuartal II 2019 tumbuh menjadi 5.33%. Bahkan akumulasi nilai sektor ini pada periode 2013-2018 mencapai Rp.1.375 triliun, fakta-fakta ini menunjukkan bahwa sektor pertanian mampu menggerakkan perekonomian sebuah negara.

Pada jaman kejayaan Islam pun negara-negara Islam sangat memperhatikan sektor pertaniannya, bahkan kegiatan bertani menjadi anjuran dari Rasulullah seperti tertuang dalam hadits berikut,

Dari Jabir bin Abdullah RA, dia bercerita bahwa Rasulullah bersabda:
"Tidaklah seorang Muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya." (HR Imam Muslim).

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda: "Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian hasil tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan (tanaman tersebut) menjadi sedekah baginya." (HR Imam Bukhari).

Kemudian yang membedakan pertanian saat ini dengan jaman Rasulullah ialah teknologi yang kita miliki, teknologi telah berkembang pesat merambah berbagai aspek kehidupan termasuk didalamnya sektor pertanian. Salah satu perkembangan teknologi tersebut ialah bioteknologi yang dapat diterapkan pada sektor pertanian, pengertian dari bioteknologi sendiri adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam bidang pertanian, bioteknologi dapat berperan untuk menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat.

Lalu apakah bioteknologi ini dapat di gunakan di Indonesia? Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim, sehingga kita perlu mengkaji lebih dalam apakah bioteknologi ini sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Kasus yang memanfaatkan bioteknologi sendiri pernah terjadi di jaman Rasulullah, dimana ada sekelompok sahabat yang melalukan pembibitan kurma dengan cara mengikat pokok batang kurma dengan pelepah pokok lainnya, dengan niat supaya hasil kurmanya berlipat ganda, kemudian Rasullah berkata, "Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian." (HR Muslim, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban)

Dari hadits tersebut dapat kita katakana bahwa Rasullah memperbolehkan kita menggunakan berbagai metode selama tidak melanggar ketentuan-ketentuan kaidah Islam dan membawa kemaslahatan bagi umat manusia. Peran bioteknologi sendiri disini hanya meningkatkan kualitas dari tanaman, tidak menciptakan tanaman dari sama sekali, sesuai dengan firman Allah SWT berikut,

"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui" (Q.S Al-Baqarah : 22)

Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa, penggunaan bioteknologi boleh digunakan di Indonesia dengan syarat penggunaannya sesuai dengan ketentuan kaidah Islam dan bertujuan untuk memberikan kemaslahatan umat. Penggunaan bioteknolog tidak dapat dipungkiri juga memberikan beberapa dampak negatif, tetapi itu bukan menjadi alasan untuk tidak menggali potensi yang dapat dikembangkan apabila Indonesia mengadopsi teknologi ini, ditambah persaingan dagang dunia yang semakin ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun