Apa Itu Fashion Preloved?
Barang preloved adalah barang bekas pakai yang masih masih layak dipakai kembali. Terdapat beberapa istilah untuk menyebutkan barang bekas yakni second hand, garage sale, cakar dan preloved itu sendiri. Penggunaan istilah preloved juga terbatas pada barang bekas seperti fesyen: pakaian, Sepatu dan sejenisnya.
Preloved berasal dari kata Bahasa Inggris yang memiliki arti barang pribadi milik seseorang yang akan berpindah tangan kepada orang lain. Jadi, jika apabila kamu membeli barang koleksi pribadi milik orang lain yang masih layak dipakai.
Dalam suatu bisnis jual beli barang fashion adalah barang yang dijual kembali dalam kondisi bagus dan prima. Barang preloved berbeda dengan barang bekas karena biasanya barang yang dijual memiliki kondisi serupa dengan kondisi baru namun dibandrol dengan harga yang lebih terjangkau.
Fashion preloved atau pakaian bekas, merujuk pada pakaian yang sudah pernah dimiliki oleh orang lain dan kemudian dijual atau diberikan untuk dipakai kembali. Dalam beberapa tahun terakhir, tren fashion preloved telah mendapatkan perhatian yang lebih besar, terutama dalam konteks keberlanjutan dan konsumsi berkelanjutan. Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan dalam cara pandang masyarakat terhadap barang bekas, yang dulu dianggap tidak bernilai, kini menjadi pilihan yang menarik dari segi ekonomi maupun sosial.
Konsep fashion preloved tidak hanya mengacu pada aspek ekonomi, tetapi juga lingkungan, mengingat dampak industri fashion yang besar terhadap kerusakan lingkungan. Dengan membeli atau menggunakan pakaian preloved, konsumen dapat mengurangi limbah tekstil, yang merupakan salah satu jenis sampah yang paling cepat berkembang di dunia.
Secara sederhana, preloved merujuk pada barang-barang yang sudah pernah dimiliki oleh orang lain dan kemudian dijual atau diberikan kembali untuk digunakan oleh orang lain. Dalam konteks fashion, barang preloved ini bisa berupa pakaian, sepatu, aksesoris, tas, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan industri mode. Biasanya, barang-barang tersebut masih dalam kondisi yang sangat baik, bahkan terkadang hampir baru, namun sudah tidak digunakan lagi oleh pemilik sebelumnya.
Fenomena preloved di Indonesia semakin populer karena kesadaran akan pentingnya mengurangi konsumsi barang-barang baru yang dapat memperburuk dampak lingkungan. Selain itu, membeli barang preloved juga memberikan kesempatan untuk menemukan item-item unik yang sulit ditemukan di toko biasa, yang tentunya menambah daya tarik tersendiri.
Diet Sampah Fashion: Menanggulangi Masalah Limbah Fashion
Industri fashion adalah salah satu penyumbang utama limbah di dunia. Menurut laporan dari Fashion Revolution, sekitar 92 juta ton sampah tekstil dihasilkan setiap tahunnya di seluruh dunia, dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir. Proses pembuatan pakaian baru pun memakan sumber daya alam yang tidak sedikit, termasuk penggunaan air yang sangat besar, energi, serta bahan kimia yang digunakan dalam proses pewarnaan dan pemrosesan kain.
Dengan meningkatnya konsumerisme, banyak orang membeli pakaian baru hanya untuk mengikuti tren, meskipun pakaian lama mereka masih layak pakai. Hal ini menciptakan siklus produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, yang pada akhirnya menambah beban sampah fashion. Pakaian yang tidak terpakai sering kali berakhir di tempat pembuangan sampah, atau bahkan dibakar, yang menyebabkan polusi udara dan tanah.
Diet sampah adalah konsep yang mengacu pada pengurangan jumlah sampah yang dihasilkan, baik dalam konteks rumah tangga maupun industri. Dalam industri fashion, diet sampah berarti mengurangi limbah tekstil yang dihasilkan oleh produksi massal pakaian baru. Pakaian yang tidak terpakai atau rusak dapat didaur ulang atau diberikan kepada orang lain melalui berbagai platform preloved.