Mohon tunggu...
Sulaiman Zubair
Sulaiman Zubair Mohon Tunggu... Seorang dosen yang belajar

Lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Setelah menamatkan kuliah s1 dan s2 di Farmasi UNHAS Makassar, diterima sebagai tenaga pengajar di Universitas Tadulako Palu. Mulai mengajar dr tahun 2006 sampai sekarang. Melanjutkan program doktor di King Abdulaziz University pada tahun 2012-2016, dan sekarang telah memperoleh gelar guru besar Farmasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Iklan Maklon dan Paradoks Pendidikan Farmasi di Daerah

4 Oktober 2025   07:53 Diperbarui: 4 Oktober 2025   09:09 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahwa industri pengembangan produk farmasi sebenarnya sedang menggeliat;

Bahwa mahasiswa dan akademisi di luar Jawa tidak kekurangan peluang, hanya kekurangan akses langsung;

Bahwa kurikulum dan visi pendidikan farmasi perlu melihat ulang arah masa depan, bukan sekadar mempertahankan tradisi profesi.

Mungkin inilah saatnya kampus-kampus di luar Jawa membangun kolaborasi lintas wilayah, bukan sekadar menunggu industri lokal yang tak kunjung lahir. Di sisi lain, perlu keberanian dari mahasiswa untuk melihat dirinya bukan hanya sebagai calon tenaga kerja, tapi juga calon innovator dan pemilik merek.

Siapa tahu, dari satu kota kecil yang selama ini "tanpa industri", justru lahir para produsen farmasi masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun