Mohon tunggu...
Sukroni Seknun
Sukroni Seknun Mohon Tunggu... Dosen - sukroniseknun
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hilidan Bertopengkan Politik

29 April 2020   16:35 Diperbarui: 29 April 2020   16:35 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Membangun Kesadaran Masyarakat akan nilai "Hilidan" serta orientasinya) -Sy Muis R


Oleh: Sy. Muis R
__________________

Ya, kata "Hilidan" memang bukanlah menjadi hal baru untuk mau di pertanyakan pada era saat ini karena, kesannya sangat lucu dan tak punya pengaruh apa-apa pada kondisi saat ini.

Bicara soal "Hilidan" memang bukan sebuah keharusan bagi kita namun, sengaja saya melelahkan jemari dan mencoba menguras alam pikir untuk kembali membasahi setiap lembar usang yang telah lama Saya tinggalkan.

"Hilidan" artinya "merawat persaudaraan, saling menjaga, melindungi, mencintai, menyayangi dan bahkan masih banyak lagi (tergantung pada setiap cara berpikir kita).

Mencoba menyandingkan alam pikir dan realitas hari ini bahwa "Hilidan" telah kehilangan jati dirinya. Bagaimana tidak, Hilidan yang harusnya lebih kepada membangun pola pikir yang baik, membuat perubahan dan ikut serta menjaga stabilitas kehidupan dan bermasyarakat yang baik, justru telah di renggut habis oleh watak feodal, rasis dan rakus akan kekuasaan yang pada konsekuensinya hanya berpikir soal untung-rugi. Susah-senang, jabatan dan tahta yang sudah barang tentu spesifiknya tertuju pada kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok tertentu.

"Hilidan" yang pada substansinya memanusiakan manusia, justru di desain sedemikian rupa untuk menjadikannya sebagai propaganda politik kepentingan oleh Borjuis kecil.

"Hilidan" juga di pakai untuk mendoktrin hingga sampai pada mengekstrak cara berpikir masyarakat untuk tidak memandang sanak-saudaranya sendiri.

Masyarakat yang senantiasa menjadikan hilidan sebagai kekuatan dalam kehidupan bersosial, justru direkayasa dengan janji-janji manis pada setiap poster-poster di persimpangan jalan. Di atas panggung politik mereka menyampaikan visi-misi dengan pendekatan Hilidan yang pada dasarnya (kebohongan yang di tutupi) demi Jaz penindasan.

Masyarakat yang cara berpikirnya terbatas malah di peralat untuk saling menghujat, mencaci, bahkan saling membunuh. Begitulah, politik yang sengaja di kemas dalam bentuk "Hilidan" oleh watak kapitalis, oligarki serta jajaran lainnya.

#Kembalikan Esensi Hilidan
#Hilidan untuk membangun

Rumeon "Belmes", 25 April, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun