Mohon tunggu...
Sukmawaty Zulkifli
Sukmawaty Zulkifli Mohon Tunggu... Guru - Guru

I am a teacher with student spirit, always excited learning every single step in my life.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

9 September 2022   22:09 Diperbarui: 9 September 2022   22:12 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh sebab itu, sebagai guru saya percaya bahwa setiap murid memiliki potensi yang sama untuk mencapai kesuksesan. Tugas guru adalah membimbing dan menuntunnya agar ia tidak kehilangan arah dalam menggapai kebahagiaan.

Sebelum saya mempelajari filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, saya lebih terfokus pada pengajaran. Saya melakukan transfer ilmu dan mengisi mereka dengan pengetahuan tanpa melihat kondisi dan kapasitasnya. Ibarat menuangkan air ke dalam gelas. Air yang saya tuangkan secara terus menerus tanpa henti hingga air luber dan tumpah. Ilmu yang saya berikan pada siswa, belum tentu dapat dipahami oleh mereka karena volumenya yang terlampau banyak. 

Setelah mempelajari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara saya memahami bahwa pendidikan adalah sebuah tuntunan. Anak bukanlah sebuah kertas kosong (tabula rasa) yang harus diisi hingga penuh sesuai dengan keinginan orang dewasa. Anak memiliki kekuatan kodrat yaitu cipta, rasa, karsa dan tenaga. Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar, tugas seorang guru adalah menuntun anak untuk menebalkan garis samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. 

Seorang guru bagaikan petani yang menjaga, menuntun dan membimbing anak agar tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya. Agar dapat menuntun dan membimbing dengan baik, guru harus mengenali karakteristik murid.  Sebagai individu unik ciptaan Tuhan YME, setiap anak memiliki bakat, minat dan gaya belajar yang berbeda. Langkah awal yang saya lakukan adalah melaksanakan  asesmen diagnostik. Hasil asesmen diagnostik digunakan sebagai dasar dalam penyusunan rencana pembelajaran.

Menurut Ki Hajar Dewantara, dalam mendidik, guru bebas dari segala ikatan dan suci hati mendekati anak, bukan meminta suatu hak, tapi menghamba pada anak. Menghamba pada murid yaitu dengan merancang dan melaksanakan yang sesuai dengan karakteristik murid, murid bukanlah miniatur orang dewasa yang dapat diperlakukan seperti orang dewasa. Pendekatan dan metode yang digunakan guru hendaknya sesuai dengan usia perkembangannya.  

Guru adalah fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam belajar, dengan menggunakan strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan murid. Guru merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. 


Pembelajaran dilaksanakan berpusat pada murid, aktif, kreatif, kontekstual sesuai dengan sosio-kultural daerahnya dan menyenangkan. Guru sebagai fasilitator dan murid sebagai subjek pembelajaran berkolaborasi dalam mengembangkan potensi dan mengakomodasi semua karakteristik murid agar terwujud student wellbeing.

Daftar Pustaka

Dewantara, K.H. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika

Dewantara, K.H. (1936). Dasar-dasar Pendidikan. Keluarga

Dewantara, K.H. (1928). Metode Montessori, Froebel dan Taman Anak. Wasita, Jilid No.1 Oktober 1928

Kemdikbudristek (2022). Modul Pelatihan Guru Penggerak. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun