Mohon tunggu...
Sukma Setya
Sukma Setya Mohon Tunggu... Lainnya - Sukma Setya A.N

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kelangkaan Pupuk akibat Covid-19

26 April 2020   12:13 Diperbarui: 26 April 2020   12:08 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Awal tahun 2020 dunia digemparkan dengan munculnya coronavirus atau yang sering disebut dengan covid-19. Virus yang mulanya berasal dari Wuhan, China itu dengan cepat menyebar hampir keseluruh negara di dunia. Korban sudah mulai berjatuhan dimana-mana. Angka kematian yang tinggi pun terjadi, sementara pasien yang positif bertambah dari hari ke hari. Berbagai kebijakan sudah dilakukan untuk memutus penularan covid-19, diantaranya adalah bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan yang terbaru adalah PSBB serta larangan mudik hari raya. Berbagai macam sektor mengalami dampaknya, tidak terkecuali pada sektor pertanian.

Seperti salah satu warga di desa Lembeyan Kulon, Magetan Jawa Timur. Beliau yang berprofesi sebagai seorang petani, dimana untuk memenuhi kehidupan sehari-hari beliau mengandalkan hasil dari pertaniannya.  Komoditas yang ditanam olehnya adalah padi dan jagung. Beliau biasanya menanam jagung dan padi. 

Beliau biasanya memanen padi pada musim penghujan dimana masa panen terjadi sekitar 3,5-4 bulan setelah penanaman. Sementara itu, pada musim kemarau beliau menanam jagung dimana masa panen terjadi sekitar 3-3,5 bulan dari masa penanaman. Seperti pada umumnya, setiap petani selalu memiliki masalah yang dihadapi saat menanam sebuah komoditas. 

Beliau sendiri selama menanam padi masalah yang sering dihadapi ialah mengenai serangan hama seperti ulat, dan juga gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang beliau tanam. 

Sedangkan pada komoditas jagung masalah yang dihadapi adalah terkait benih yang ditanam tidak 100% tumbuh, hanya sekitar 80% benih yang telah disiapkan ditanam yang tumbuh. Hal ini tentu jika tidak segera diatasi tentu akan menimbulkan kerugian yang terjadi terus menerus.

Pada saat pandemi covid-19 terjadi, beliau masih tetap melakukan cocok tanam. Seminggu yang lalu beliau masih menanam jagung. Kelangkaan pupuk menjadi salah satu penghambat untuk menanam sebuah komoditas disaat pandemi seperti ini, sekalinya ada harga pupuk yang diberikan jauh lebih mahal dari harga saat tidak terjadi pandemi. 

Kelangkaan pupuk ini mungkin terjadi karena aliran distribusi yang sedikit terhambat, atau bisa juga dikarenakan pembatasan produksi. Jika terjadi hal seperti ini tentu harapan dari pemerintah dimana mereka menginginkan para pelaku pertanian memanfaatkan waktu yang ada untuk memproduksi komoditas mereka sebanyak-banyakanya untuk menghadapi krisis pangan tentu akan sulit untuk diwujudkan.

Harapan yang diingkan oleh narasumber adalah semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga aktivitas dapat berjalan seperti biasanya dan juga kelangkaan pupuk dapat dicari jalan terbaiknya oleh pemerintah terutama kementerian pertanin itu sendiri. 

Kemudian, mengenai nasib petani diharapkan dapat diperhatikan lebih mengingat petani sendiri adalah sektor utama dalam menunjang kehidupan karena menyediakan bahan pokok untuk konsumsi masyarakat. 

Kebanyakan petani dirugikan karena hasil jual produk pertanian mereka cenderung rendah bahkan tidak sepadan dengan apa yang telah mereka kerjakan. Narasumber mengharapkan kebijakan dari pemerintah mengenai harga jual yang tidak akan merugikan petani.

Berbagai masalah pada pertanian harus segera dicari solusi untuk mengatasinya. Agar sektor pertanian dapat menjadi sektor utama penunjang perekonomian Indonesia lagi.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun