Sebaliknya, jika ada hajatan  atau acara lainnya dari keluarga ibu saya, kami pun kerap datang. Dan ini menjadi salah satu kebanggaan mereka melihat kami, meskipun ayah dan ibu saya sudah dipanggil yang maha kuasa, tetapi silaturahmi tidak terputus.Â
Jadi soal saya berkunjung ke masjid, sudah beberapa kali  meskipun hanya menemani, termasuk bersama teman-teman saya yang mayoritas memang muslim, juga tidak masalah jika saya tak mengenakan kerudung, atau kebetulan masjid yang saya kunjungi memang tak mengharuskan wanita pakai kerudung. Entahlah...
Tetapi lain cerita jika hendak berkunjung ke Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta.
Beberapa peraturan harus ditaati, seperti tidak boleh membawa minuman, dan peraturan lainnya, sedangkan untuk pengunjung wanita, wajib  mengenakan kerudung atau semacamnya, setidaknya menutupi rambut.Â
Jika saja dari awal saya tahu soal keharusan ini, pasti saya akan mempersiapkan lebih dulu apa yang dibutuhkan. Misalnya membawa pasmina atau semacamnya.Â
Untungnya saya diingatkan pak Taufik selagi belum meninggalkan homestay, seperti saya katakan tadi, awalnya saya pikir bercanda, rupanya beliau serius iya.
Sempat bertanya ke teman-teman, apa ada yang bawa pasmina atau yang lainnya? Teman pun saling bertanya satu sama lain, nihil ! Hikhik... Â
 "Masa saya sendirian di luar masjid, gak seru ah..." (ucap saya dalam hati).Â
Tetiba kreatif saya muncul. Saya mengambil baju saya yang lain dan saya jadikan penutup kepala.
Â