Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan Terbitkan Buku Gratis bagi Siapa Saja

25 September 2020   06:03 Diperbarui: 25 September 2020   07:11 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada rasa senang,  penasaran dan keingintahuan saya yang besar tentang bagaimana proses menerbitkan buku gratis yang digaungi oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, saya pun bergegas  melangkahkan kaki saya dengan menggunakan Grabike dari rumah  begitu mendapat pesan singkat dari Bapak Dian Kelana seorang Kompasianer senior sekaligus fotografer yang sudah melanglang buana ke berbagai tempat.

Tak berselang lama saya pun tiba di Buring Digital Print yang terletak di jalan Margonda Raya Pondok Cina Depok, disana saya sudah mendapati  beberapa teman kompasianer senior, termasuk Bapak Thamrin Dahlan selaku Bos dari Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD), alangkah senangnya hati saya karena kembali berjumpa dengan orang-orang hebat di bidangnya.

Mencoba mengamati bagaimana cara kerja para karyawan di Buring Digital Print, menyoal printing atau percetakan, sebenarnya bukan hal yang baru buat saya, dulu saya sering mampir ke percetakan di Palmerah Jakarta Barat atau Gramedia Printing, mungkin sekarang cara kerjanya sudah jauh berbeda sejalan dengan perkembangan teknologi.

Sambil menunggu proses cetak buku teman-teman kompasianer, saya sempat  bincang-bincang dengan Bapak Thamrin Dahlan atau biasa  disapa  dengan sebutan Pak TD, bagaimana YPTD menerbitkan buku tanpa biaya.

Dengan  polosnya saya berkata, "saya pikir Buring Digital Print ini adalah milik bapak."  Pak TD dengan senyum khasnya menjelaskan sekilas mengapa memilih mencetak buku di Buring Digital Print.  Dan yang saya tangkap, untuk mencetak di Bring Digital Print tetap bayar namun yang membayar adalah YPTD.

"Ini  merupakan komitmen sebagai bentuk wakaf dari Keluarga Besar Peto Kayo untuk membantu teman-teman menerbitkan buku gratis, baik teman-teman kompasianer, teman-teman Dosen atau siapa saja yang ingin menerbitkan buku," kata Pak TD, luar biasa baiknya bukan?

Dari cerita beliau, belum sampai satu bulan setengah, sudah 14 buku diterbitkan YPTD. Melihat besarnya atensi para penulis yang ingin meneritkan tulisannya dalam sebentuk buku, membuat haru Pak TD selaku Ketua YPTD.

Kata Pak TD, proses memiliki buku sangatlah mudah, tidak memakan waktu terlalu lama hanya kurang 1 Minggu sejak naskah masuk ke YPTD langsung diproses. Proses pertama sebagai Badan Hukum YPTD memiliki kewenangan mengusulkan International Standard Book Number (ISBN) ke Perpustakaan Nasional. Berselang 2 hari ISBN sudah terbit, proses selanjutnya adalah cetak.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Pengurus Yayasan kini menetapkan setiap hari Rabu dalam sepekan mencetak buku teman-teman ke Buring digital Print, seperti yang terlihat pada Rabu 23 September 2020, YPTD untuk yang kesekian kali mecetak 4 buku penulis. Diantaranya; Bapak Dian Kelana(kompasianer),  Bapak Taufik Uieks (kompasianer),  Bapak Nurwendo (Dosen Univsitas Gunadarma) dan Risno Pakur (Asisten Dosen Trisakti dan Aktivis Pemuda).

Setiap menerbitkan buku, YPTD mencetak 5 exemplar. Penulis mendapat 2 buku master serta flash disk. Untuk Perpustakaan Nasional disiapkan 2 buku sebagai pertanggung jawaban  Penerbit.  Terakhir 1 buku untuk koleksi  Perpustakaan YPTD. Dan permintaan menerbitkan buku ber ISBN datang dari seluruh penjuru.

"YPTD akan terus membhaktikan diri sebagai Pejuang Literasi Indonesia bersama teman-teman dalam gerakan berupa serius meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi Indonesia. Inilah Program Swadaya dan Swakarya sebagai amal bhakti bersama membuka peluang kepada seluruh penulis bahwa menerbitkan buku ber ISBN itu simple dan tanpa biaya," Ujarnya. 

Hayo teman-teman penulis, jadikan tulisanmu menjadi buku, karena penulis tanpa buku artinya belum memiliki mahkota (mengutip pernyataan Pak TD)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun