Mohon tunggu...
Sukarja Sukarja
Sukarja Sukarja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mengawali bekerja (sejak 1998an) sebagai desain grafis di beberapa tempat, seperti Tabloid Tokoh (Bali Post group), Polaneka (kini Pola Grade), Tabloid PCplus, Iklan ASM (Gramedia Majalah), dan sejak Maret 2013 menjadi Editor Online di TabloidRumah.com. Suka ngenet, bikin blog, juga website.www.syakirasyakir.com,www.maskarja.blogspot.com,www.alfalahku.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gaji Pertama untuk Ceker dan Kepala Ayam

21 September 2011   02:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:46 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mendapatkan pekerjaan merupakan hal yang membahagiakan bagi setiap orang, apalagi bagi mereka yang baru saja menyelesaikan pendidikannya. Bukan itu saja, diterima bekerja di sebuah perusahaan juga
merupakan hal yang membanggakan karena mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah di tengah kondisi perekonomian bangsa yang belum menentu seperti saat ini.

Nah, pengalaman pertama saya bekerja juga merupakan hal yang membahagiakan, karena saya tidak menyianyiakan kesempatan itu. Saya bekerja untuk pertama kali ketika diterima sebagai staf artistik dari Tabloid Tokoh (Kelompok Bali Post). alau tidak salah ingat, saya bekerja mulai tanggal 1 November 1998, Momen yang menarik ketika saya mendapatkan gaji pertama saya adalah saya gunakan semua uang gaji saya untuk dibelikan ayam kampung, 3 ekor. Ayam itu disembelih dan dagingnya dibagikan untuk keluarga (orangtua dan adik2), kakek-nenek, tetangga, juga temen kerja. Nah, saya sendiri hanya boleh memakan ceker dan kepalanya.

Buat saya, filosofi ayam sebagai mahluk Tuhan yang giat bekerja, ayam menggunakan kaki-kakinya (ceker) dan kepalanya untuk mencari makanan. Buat saya, kesenangan akan bisa kita dapatkan bila apa yang kita kerjakan berhasil. Jadi, janganlah mencari kesenangan dahulu, sebelum bekerja keras.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun