Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Handphone Seharusnya Menyatukan Bukan Memisahkan

23 Maret 2018   22:37 Diperbarui: 23 Maret 2018   23:00 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: berita.dreamers.id

Sebagai negara besar dengan penduduk sekitar 254 juta jiwa, Indonesia memiliki ragam budaya, suku, ras dan agama yang berbeda  di seluruh pelosok negeri yang tersebar dari Sabang di Barat Indonesia, hingga ke Merauke di paling Timur serta dari Miangas di paling Utara dan Pulau Rote di bagian paling Selatan Indonesia.

Meskipun terdiri dari banyak suku bangsa, Indonesia berhasil diperasatukan dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Dengan Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia, Bertanah Air Satu, Tanah Air Indonesia dan Dengan Berbahasa Satu Bahasa Indonesia, Bung Tomo berhasil mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menuju gerbang kemerdekaan.

Dengan bermodalkan Persatuan Indonesia, akhirnya Bangsa Indonesia dapat meraih  kemerdekaan yang mproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta. Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan seluruh rakyat Indonesia yang bersatu  dengan kekuatan utama dari unsur tentara yang kini bernama  Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada zaman perjuangan mencapai kemerdekaan, teknologi komunikasi belum secanggih saat ini. Satu kelompok sulit bertemu, berkomunikasi dengan kelompok lainnya. Kalau ingin bertemu harus berjalan jauh, kalau ingin komunikasi harus dengan surat dan mengadalkan Pak Pos yang memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan karena tempat yang jauh sulit dijangkau dengan kendaraan dan alat telekomnikasi yang canggih.

Penulis termasuk generasi lama yang mengalami sulitnya membuat naskah tulisan dengan tangan. Kalau salah  dicorat, tidak semudah sekarang hanya didelete kalau menulisi di laptop, komputer atau menulis di HP yang sangat mudah dan cepat. Setelah naskah selesai,  berkirim  ke redaksi melalui Pak Pos, setelah  berhari-hari baru tiba di redaksi. Semua kesulitan itu terpecahkan dengan kehadiran internet, komputer, laptop dan makin mudah dengan HP smartphone , semua informasi mudah dicari, dikemas dan dipublikasikan.

Tanpa alat komunikasi para pendahulu kita mampu membangun Bangsa Indonesia yang termasuk 10 negara besar di dunia. Wilayahnya yang luas berupa  daratan , pulau-pulau  dan lautan. Penduduknya yang banyak hingga lebih dari 254 juta jiwa yang tersebar di 17.544 pulau, tentu tak mudah dipersatukan tanpa alat komunikasi yang canggih. Meskipun begitu pendahulu kita mampu mempersatukan bangsa dan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Secara cepat teknologi komunikasi berubah dan hadir dengan telpon pintar atau HP smartphone di tengah masyarakat, di tengah keluarga dan menghubungkan banyak pihak. Setiap  individu  mudah terkoneksi secara pribadi dengan warga di seluruh  pelosok dunia.  Kehadiran HP telah memudahkan segala macam kebutuhan dari yang pokok hingga yang tidak penting dapat dengan mudah mendapat informasi, memesan hingga penghantaran dari tempat yang jauh ke rumah kita.

Kehadiran HP di satu sisi banyak memberikan manfaat positif, namum di sisi lain tidak sedikit sisi negatif harus diterima masyarakat pengguna HP. Berita bohong atau Hoax mudah menyeruak,  mudah menjalar ke masyarakat melalui HP. 

Berita bohong yang sengaja dibuat untuk memecah belah bangsa, penganut agama dan warga tidak sekali dua kali hadir di tengah-tengah masyarakat, sehingga menimbulkan keresahan. Berbagai upaya dari pemerintah, komunitas dan masyarakat berusaha menangkal berita bohong, namun upaya itu belum membuahkan hasil sempurna. Berita bohong masih mampir di HP kita.

Jumlah HP di Indonesia melebihi jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan hasil registrasi ulang, Kominfo hingga 28 Februari 2018, tercatat 288 juta kartu yang sudah registrasi ulang. Jumlah itu jauh di atas penduduk Indonesa dari bayi, remaja, dewasa hingga kakek-kakek jumlahnya sekitar 254 juta jiwa. Bila dihitung rata-rata dengan penduduk pemakai HP, mungkin 1 orang memilki 2 HP atau 2 kartu seluler.

Dari 288 juta kartu bila semua berkomunikasi positif, baik dan sopan tentu menentramkan hati penduduk negeri ini, namun bila dari sekian juta pengguna HP menggunakan untuk tujuan negati, f menipu, menyebarkan berita bohong dan memecah belah bangsa, maka HP bukan menyatukan, sebaliknya bisa memisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun