Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

BUMN Ini Dulu Punya WC Terpanjang, Kini Toiletnya Terbersih

17 Maret 2018   16:23 Diperbarui: 17 Maret 2018   16:25 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai pelaku perubahan di KAI, penulis punya cerita kenapa Toilet KAI menjadi terbersih di pelayanan transportasi publik. Toilet di seluruh stasiun kini terbersih diantara perusahaan pelayanan publik, diadu dengan sesama perusahaan transportasi atau SPBU pun  toilet PT. KAI menang mudah. Ini cerita rahasia proses perubahan toilet di KAI kami bagikan untuk pembaca setia Kompasiana.

Pada 14 Februari 2009, Ignasius Jonan dan Sulistyo Wimbo Hardjito ditugasi Kementerian BUMN selaku  pemegang saham untuk memimpin PT. KAI. Sebagai pemimpin perubahan di BUMN jasa transportasi darat terpanjang sejagad ini keduanya belum setahun bergabung. Namun tanda-tanda perubahan besar di BUMN perkeretaapian bakal terjadi mulai terlihat. Kepedulianya kepada semua unsur pelayanan kereta api (KA) menjadikan BUMN ini maju pesat. PT. KAI dulu BUMN rugi menjadi untung, dari BUMN miskin pelayanan menjadi BUMN penuh inovasi, kreasi dan layanan bermutu.

Cerita tentang toilet, dulu PT. KAI membuang kotoran manusia di sepanjang rel KA. Di mana ada KA penumpang beroperasi, pasti ditemui tinja dan air kencing di sepanjang jalan  rel karena WC atau toilet kereta api pada masa itu masih  "plung lep", artinya  kotoran langsung jatuh ke tanah karena WC-nya bolong tidak ada tempat penampungan tinja. Pada masa Jonan dan Wimbo WC dibuat penampungan dengan serbuk kimia, sehingga air kencing dan kotoran akan ditampung dan diproses di dalam tangki.

Sebelumnya  warga di kanan kiri rel terkena debu bercampur kotoran, kini warga tinggal sedikit berisik bunyi kereta sebagai penghias kehidupan di lingkungan jalur KA. Dulu Toilet kereta hanya boleh dipergunakan sewaktu berjalan, karena kalau kereta pas behenti di stasiun, kotoran akan jatuh di depan kantor atau kerumunan orang di stasiun, kini kereta diam penumpang boleh menggunakan toilet karena kotoran masuk penampungan yang higienis.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Dulu penumpang di stasiun harus membayar uang kebersihan kalau ke toilet yang meskipun bayar toiletnya kotor, petugas mengutamakan setoran daripada merawat untuk pelayanan. Kini pelayanan di kedepankan, petugasnya berseragam rapih, peduli kebersihan dan selalu menjaga pelayanan. Tak salah bila toilet di seluruh stasiun besar, stasiun sedang hingga  stasiun kecil tercipta bersih karena penanganannya terstandar dan punya SOP.

Riwayat WC terpanjang telah usai. Kini toilet di stasiun dan di atas KA semua bersih. Di atas KA, dulu KAI mempertimbangkan jumlah petugas yang mengurus WC dan sampah,  Jonan dan Wimbo yang diteruskan Edy  Sukmoro menambah petugas demi pelayanan per 2 kereta 1 petugas. Kalau keretanya 8 petugasnya 4, mereka berseragam rapih dan aktif mengontrol serta  membersihkan toilet setelah dipakai penumpang. Suatu perubahan pelayanan radikal BUMN tarnsportasi publik yang membawa nama harum BUMN dan karenanya KA menjadi pilihan utama pelanggan.

Cerita pembenahan toilet diawali ketika Gubernur Bank Indonesia  Boediono,  waktu itu akan dicalonkan menjadi Wakil Presiden atau RI-2  mendampingi  Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2009. Saat itu Boediono naik KA Parahyangan Jakarta-Bandung. Sebelum KA berangkat, sebagai Humas Daop 1, penulis  ikut menemui, mengantar beliau hingga ke atas KA. Toilet diperiksa penulis dan petugas di atas KA sudah ditemui agar toiletnya diperhatikan.

Pada hari berikutnya kesan Pak Boedino naik KA, ada berita di Kompas, dalam salah satu kalimat dalam pemberitaan "kalau tidak terpaksa sebaiknya hindari ke toilet". Atas pemberitaan tersebut, penulis dan Jonan terus sms-san karena belum ada wa membahas toilet, hingga akhirnya Jonan menemukan cara jitu membenahi toilet kereta tidak dengan "plung lep"  lagi.

Berkat pemberiataan di Kompas seluruh toilet di semua KA baik ekonomi, bisnis dan eksekutif dirombak dengan diberi bak penampungan khusus. Dalam satu kereta, juga distandarkan ada toilet jongkok dan ada pula toilet duduk, sehingga penumpang yang terbiasa di rumah menggunakan toilet dapat memilih toilet mana yang akan dipakai.

Pembenahan toilet membuat heboh di kalangan internal, banyaknya alumni teknik para petinggi  di KAI waktu itu tidak pernah memikirkan toilet, sedangkan Jonan yang berlatar belakang ekonomi membenahinya hingga tuntas. Kini toilet di kereta tidak lagi mengganggu warga di sepanjang jalan rel. Selain itu petugas Juru Periksa Jalan (JPJ) yang berjalan kaki antar stasiun, sepatunya bisa bersih karena tidak tersandung kotoran yang sebelumnya berceceran di sepanjang rel.

Dengan perubahan ini, petugas perawat jalan rel juga tidak bolak balik menghindar dari kotoran karena relnya sudah besih. Banyak manfaat atas perubahan toilet di KA baik untuk internal maupun eksternal perusahaan telah memberikan manfaat untuk negeri. Jonan, Wimbo, dan Edy Sukmoro sebagai penerus perubahan beserta seluruh tim KAI telah mengubah Indonesia melalui pelayanan kereta api bermutu tinggi. Hal ini menjadi pemicu BUMN lainnya, kini hampir semua BUMN semakin melayani , semakin maju dan semakin bersih. Salam. ***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun