Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money

Transportasi "Online" Simbol Perubahan Peradaban

6 Oktober 2017   16:04 Diperbarui: 6 Oktober 2017   16:24 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketika hadir di Ibu Kota, transportasi online dengan armada sepeda motor dan mobil pribadi (pelat hitam) belum dapat diterima masyarakat, bahkan ketika terjadi demo, unjuk rasa menentang kehadiran transportasi online, Jakarta sangat mencekam karena demo angkutan umum, taksi, dan ojek konvensional terjadi pengrusakan dan penganiayaan. Secara alamiah kini ojek dan taksi online berjaya di Ibu Kota Jakarta. 

Di Ibu Kota Jakarta, transportasi online dan transportasi umum konvensional dapat hidup berdampingan dengan pasarnya masing-masing, meskipun kue yang didapatkan sama-sama kecil. Para sopir dan pengusaha transportasi konvensional hanya bisa pasrah meratapi nasib. "Pasrah saja, perubahan tidak bisa ditolak," kata salah seorang sopir taksi kepada penulis.

Demikian pula nasib ojek pangkalan, taksi dan angkutan umum konvensional, pengakuan para sopir angkot, kopaja, ojek dan taksi konvensional, penghasilannya umumnya  menurun drastis.  Meskpiun begitu, mereka sulit berontak, mereka juga pasrah. "Pengemudi taksi online juga teman kita yang dulu di taksi. Mereka pindah dari taksi konvensional ke taksi online," kata pengemudi lainnya. 

Sedangkan dari sisi pengusaha taksi, responya beragam. Bluebird yang merupakan taksi ternama di ibu kota memilih sinergi dengan penyedia jasa aplikasi. Kalau kita buka apilkasi Go Jek akan tertera Go Bluebird. Langkah ini merupakan langkah cerdas managemen Bluebird. Langkah Bluebird perlu diapresiasi  karena ada beberapa penumpang fanatik yang taksi enggan berpindah ke taksi online pelat hitam. "Saya pilih Go Bluebrid. Mobilnya standar dan plat kuning. Kalau taksi online mobilnya kadang acnya panas, bahakn pernah ada yang mati dan kotor. Mereka kurang memperhatikan perawatan kendaraan dan pelayanan," kata seorang teman.

Kehadiran transportasi online, khusunya taksi online berpelat hitam telah merontokkan pendapatan taksi konvensional. Serba sulit bagi taksi konvensional yang tidak mengikuti perubahan peradaban jaman. Karena tetap bertahan pada pola lama, Taksi Expres kehilangan pasar, pendapatan pun menurun drastis dan tinggal 45 % dari pangsa pasar tahun sebelumnya, sehingga perusahaan ini akan menjual asetnya berupa armada dan akan memberhentikan sekitar 250 orang karyawanya.

Kehadiran transportasi online di Ibu Kota sangat dimininati kaum urban yang umumnya  pekerja, bahkan anak sekolah juga mimilih ojek online. Transportasi online lebih praktis, mudah dan transparan dalam ongkos tanpa tawar menawar dengan oral, cukup via HP, menjadikan transportasi ini lebih diminati. Secara alamiah, siapa yang mudah, murah dan cepat dia akan menang. Jaman telah berubah. Yang kuno, yang konvensional akan digusur secara alamiah oleh yang serba cepat, murah,  mudah dan transparan. 

Sukses di Ibu Kota Jakarta, penyedia jasa aplikasi transportasi online merambah ke Kota Surabaya, Bandung, Yogykarta dan lainya. Seminggu yang lalu transportasi Kota Surabaya lumpuh karena sopir angkot, taksi dan ojek pangkalan konvensional demo dan mogok mengangkut penumpang. Mereka menolak kehadiran transportasi online.

Kota Bandung minggu depan juga sudah ancang-ancang antisipasi karena ada rencana mogok massal angkutan umum. Mereka akan ke Gedung Sate untuk mendesak pemerintah agar transportasi online dibekukan. Mungkinkah tuntutan dan langkah mereka mampu menghalangi kehadrian tarnsportasi online di Kota Surabaya dan Bandung? Kita tunggu saja.

Seharusnya para pelaku usaha, para sopir angkutan umum serta pemerintah di Kota Surabaya dan Bandung belajar dari kehadiran transportasi online di Jakarta. Meskipun mereka demo, namuan pada  akhirnya transportasi online di Jakarta dapat damai dan hidup berdampingan dengan transportasi konvensional. Selain ada yang menolak, pasti banyak pula yang menanti kehadiran transportasi online di Surabaya dan Bandung. Alangkah bijak bila sebelum memasuki kota-kota yang akan diterapkan transportasi online pemerintah dan penyedia aplikasi survey dan menyebarkan angket untuk mengetahui sebetulnya warga butuh apa tidak?

Demo dan mogok belum tentu dapat menyelesaiakan transportasi online yang datangnya tak terlihat, tahu-tahu penumpang disambar. Kalau ojek online seragmanya jelas, identitas di jaket dan helm mudah dikenali. Kalau taksi online pelat hitam, memang agak sulit sebelum betul-betul masuk ke adalam mobi melihat HP didasbord, apakah Hpnya sebagai sarana komnikasi dengan operator dan pelanggan.

Hingga saat ini pro kontra kehadiran taksi online dari segi hukum, undang-undang masih belum memenuhi persyaratan angkutan umum. Namun demikian yang berwenang masih kesulitan menyelesaikan persoalan ini. Pentarifan dan berbagai hal untuk mengakomodasi berbagai kepentingan dengan peraturan Menteri ditolak MK, sehingga masalah itu masih mengambang dan transportasi online terus berjalan. Akankah transportasi online akan menjadi transportasi masa depan non angkutan massal menggantikan angkutan umum di kota-kota besar? Perubahan peradaban sedang terjadi. Kalau tidak mau berubah sesuai tuntutan jaman, bersiaplah untuk mati ditelan waktu karena genarasi juga akan berganti. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun