Mohon tunggu...
suherman agustinus
suherman agustinus Mohon Tunggu... Guru - Dum Spiro Spero

Menulis sama dengan merawat nalar. Dengan menulis nalar anda akan tetap bekerja maksimal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kritik atas Liburan Krisdayanti dan Keluarga di Swiss

20 Maret 2020   18:43 Diperbarui: 20 Maret 2020   19:03 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat  ini masyarakat di berbagai belahan dunia sedang mengalami ketegangan, ketakutan dan bahkan kecemasan yang luar biasa karena ancaman serangan Covid-19. Bayangkan, sudah ribuan orang yang positif corona dan ribuan orang juga yang meninggal dunia di berbagai negara di dunia. 

Serangan Covid-19 memang sangat cepat dan tentu saja mematikan. Sehingga masing-masing individu berupa agar terhindar dari serangan virus ini. 

Namun, bersamaan dengan kecemasan masyarakat global sekarang ini, seorang anggota DPR-RI dari fraksi PDI-P Krisdayanti berserta suami dan kedua anaknya, malah memilih untuk berlibur ke Swiss. Sangat tidak elok, bukan?

Sebagai  masyarakat biasa, saya amat menyayangkan liburan dari Krisdayanti dan keluarga. Apalagi sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mestinya dia melakukan sesuatu untuk masyarakat dalam mencegah serangan virus. 

Di samping itu, sebagai anggota dewan, hemat saya, Krisdayanti bukan hanya berperan sebagai penyambung aspirasi masyarakat tetapi juga menjadi teladan hidup. 

Dia mesti menjadi contoh dan taeladan dalam banyak bidang kehidupan sebab dia adalah tokoh publik. Tutur kata, tindakan dan apapun yang dilakukannya seharusnya menjadi cerminan banyak orang.

Berbahagia Atas Penderitaan Orang Lain

Apa yang dipertunjukkan oleh Krisdayanti dan keluarga, justru menjadi citra buruk bagi anggota dewan secara umum. Bahkan bisa dikatakan bahwa dia sedang berbahagia di atas penderitaan orang lain. 

Banyak masyarakat khususnya di Indonesia yang saat ini sedang kritis dan menderita serta membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat yang lain. 

Namun, krisdayanti dan keluarga malah bergembira ria di Swiss. Seandainya dia menempatkan diri sebagai salah satu pasien Corona, kira-kira apa yang dia rasakan? Apakah dia biasa-biasa saja atau justru mengalami apa yang dikatakan oleh Filsuf Jerman, Martin Heidegger, yakni kecemasan eksistensial. Singkatnya, dia merasakan bahwa kematian sudah di depan mata.

Seandainya Krisdayanti bisa merasakan apa yang dirasakan oleh para penderita Covid-19, maka dia tidak memilih waktu bepergian keluar negeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun