Tahun ini, aku menjalani Ramadan di tempat yang benar-benar baru. Daerahnya asing, lingkungannya belum terlalu kukenal. Awalnya kupikir Ramadan kali ini bakal berjalan biasa saja---sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Bangun sahur, makan seadanya, lalu lanjut tidur setelah Subuh. Tapi ternyata, dugaanku meleset jauh.
Jam 3 Pagi: Sahur Bernuansa Karnaval?
Malam itu, aku tidur nyenyak. Baru sehari pindah ke rumah kontrakan ini, aku belum benar-benar tahu kebiasaan orang-orang sekitar. Keluargaku biasa makan sahur menjelang Subuh, sesuai sunnah, biar puasanya lebih tahan lama. Tapi ternyata, di sini aturannya beda.
Tepat jam 3 pagi, aku mendadak terbangun.
DUUUM! DOOOR! BRAAAK!
Suara dentuman keras menggema di luar rumah, diiringi musik yang... entahlah, pokoknya nggak biasa. Masih setengah sadar, aku berusaha memahami situasi. Suaranya makin jelas dan mendekat. Lalu, ada teriakan lantang:
"Sahur! Sahur! Bangun, bangun! Jangan sampai kesiangan!"
Aku terdiam sejenak.
"Jangan-jangan... ini cara mereka membangunkan sahur?"
Tradisi Unik di Kampung Baru