Perusahaan Cina yang diduga ingin berinvestasi di Rempang, hanya untuk buat kaca? Semurah itu? Sampai harus timbul gejolak?
Dari mana pasirnya?
Saya kira, peta berikut sedikit memberi gambaran bisa buat apa "pabrik kaca" Cina di Rempang.
Pulau Rempang berdekatan dengan 4 tempat strategis, 3 di Indonesia, 1 di Singapura. Keempat tempat tersebut alhadulillah pernah saya kunjungi.
Kawan bilang, Rempang seperti khas kampung di kepulauan Riau lainnya, Asri dan indah. Yang menjadi daya jual  Rempang karena pulau ini dikelilingi 3 tempat kaya bahan alam asli Indonesia. Seolah, Rempang adalah pintu pembuka banyak bahan baku berharga dari Indonesia mendarat di pasar dunia.
Yang paling dekat tentunya Batam, sudah kita fahami sejak dulu sebagai pintu dunia Indonesia yang dibuka melalui Singapura. Tidak jauh dari Rempang adalah Tembilahan di Indragiri Hilir, Riau, tempat dengan kabarnya 12 juta butir kelapa bisa dipetik tiap hari.Â
Yang paling penting, yang ketiga, "hanya" berjarak 600 km dari Rempang adalah  Bangka Belitung. Di  pulau ini pasir silika terbaik dunia berada. Yang pasti, bila industri semikonduktor dunia berbasis silika diberikan hasil uji analisis kristal dari pulau ini  pasti akan tertarik. Konon, kawan dari Jerman bilang, pasir silika di kedua Pulau ini tidak akan habis 200 tahu ke depan meski dipakai untuk kapasitas S E M U A pabrik semikonduktor berbasis silicon beroperasi saat ini.Â
Bagaimana pasir dirubah jadi bahan mewah yag menentukan jejak teknologi masa depan, bisa diklik dari video amatiran ini:
Sekitar dua - tiga tahun lalu, ada beberapa pengusaha nasional sepertinya gamang. Semua sumber daya alam kita ini mau diolah dimana? Terutama pasir silika yang sudah lebih dari kualitas untuk dijadikan semikonduktor standar electrical material bertaraf internasional?
