Mimpi itu pun tidak tanggung-tanggung, perintah untuk menyembelih anaknya yang bernama Ismail. Mungkin ini sebagai teguran Allah Swt dari ucapan beliau pada saat belum punya anak. Dan sekaligus menguji seberapa besar patuhnya kepada Allah Swt.
Pada saat ingin mengeksekusi ada saja godaan/bisikan/halangan yang membuat semangat kepatuhannya mengendur. Godaan itu datangnya dari setan/iblis dari berbagai arah. Pertama yang diganggu Nabi Ibrahim a.s, kedua ST Hajar (Istrinya), dan ketiga Ismail (anaknya).
Sayangnya setan salah sasaran, setan mengganggu keluarga Nabi Ibrahim a.s yang terkenal akan kesalihannya. Maka, setan mendapatkan kegagalan berkali-kali.
Ibrahim berhasil diuji kepatuhannya kepada Allah Swt, sehingga dengan kepatuhan yang sempurna, Allah Swt berikan solusi dan ganti yang terbaik. Maka itu, Nabi Ibrahim a.s namanya selalu dikenang dan selalu diucapkan oleh umat Islam ketika melakukan salat.
Apa yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s kemudian diabadikan pada setiap tanggal 10 s.d. 13 Zulhijjah sebagai hari raya Idul Adha. Di mana setiap tanggal itu di jadikan sebagai hari penyembelihan hewan Qurban.
Kalaulah Nabi Ibrahim tidak berujar tentang "keegoan" mungkin tidak ada penyembelihan hewan Qurban. Wallahu a'lam bishawab.
Cakung, 28 Juni 2023