(Jika Anda belum membaca bagian pertama, sebaiknya klik di sini)
[caption id="attachment_368212" align="aligncenter" width="448" caption="Orang dalam foto ini tidak ada hubungan dengan cerita. Kebetulan memakai batu akik, maka dijadikan ilustrasi"][/caption]
Paijo terlihat berbeda hari ini. Hal itu disadari oleh sabahat karibnya. Keduanya sering bersama, bisa tau mana yang baru dan yang lama. Paijo sering memamerkan area tangannya. Di jari manis kiri, melingkar cincin batu akik.
"Baru ya, Bro ?"
Paijo tidak menjawab. Dia hanya mengangkat tangan kiri, kemudian digoyangkannya, sambil mengumbar senyum penuh makna. Entah apa maksud dari ekspresinya itu.
Temannya sedikit geram, lalu bertanya lagi, "Asli apa tidak batu akiknya ?"
"Lho, jangan salah ! Meski kini kita sedang dilanda musim pemalsuan, barang ini tidak demikian. Ini edisi spesial. Hadiah dari temanku yang merantau di Kalimantan. Dia berjuang keluar-masuk hutan untuk mencari batu akik yang asli. Menurut dia, batu akik ini dinamakan 'Red Borneo'. Mungkin karena berasal dari daerah Borneo dan berwarna kemerahan".
Sahabat Mas Paijo manggut-manggut saja. Dia mendegarkan penjelasan sambil memperhatikan detail batu akik milik Paijo. Dalam hatinya dia merasa heran, kok tiba-tiba sahabatnya itu suka mengenakan batu akik. Padahal, dia tau betul, sebelumnya tidak ada satupun perhiasan atau aksesoris yang digunakan oleh Paijo.
Ada beribu pertanyaan dalam benak sahabat Mas Paijo. Pikirannya membawà di ke masa lalu, sekitar belasan tahun silam. Saat itu, dia masih mengenyam pendidikan SD. Kampung jauh dari pasar yang terletak di pusat kota kecamatan.
Satu kali, ayahnya mengajak ke pasar. Betapa gembiranya saat itu. Dia ingat betul, saat itu dia memperhatikan seorang penjual cincin batu akik. Penjualnya mewarkan dagangan dengan cara yang tidak bisa.
Ada sebuah gelas bening yang tertutup dan berisi air. Terdapat sebuah (kelihatannya seperti) batu ukuran kecil di dalamnya. Jika ingin memilih koleksi cincin batu akik, kita menggenggam sebuah kain berbentuk kotak. Kemudian, ujung jari menyentuh satu per satu koleksi batu akik yang ada, sambil memperhatikan batu dalam gelas tadi.