"Kompasiana itu merupakan kanal khusus dari media Kompas, tempat bagi siapa saja yang ingin menulis tentang apa saja, asal tetap memperhatikan etika berinternet".
"Kompas ?" mimik muka Boros kelihatan bingung, "Sejak kapan kamu bermetamorfosis menjadi wartawan ?", lanjutnya bertanya.
"Bukan, saya buka wartawan. Penulis Kompasiana biasa disebut sebagai 'citizen journalism', kerjanya mewartakan peristiwa dari berbagai lokasi, menulis pengalaman, opini, puisi, cerpen, featur, atau jenis tulisan apa saja diperbolehkan".
"Woe, teman sudah pakai istilah berbahasa inggris juga o..?", komentar Boros sedikit menyindir, "pasti dapat uang banyak e ?"
"Kompasianer itu tidak dibayar. Semua merasa tergerak untuk menulis agar bisa berbagi informasi/ilmu kepada orang lain (pembaca) dan saling berkomunikasi satu sama lain (koneksi). Makanya Kompasiana memiliki tagline, 'sharing & connecting', mencerminkan aktivitas anggotanya".
Boros manggut-manggut, "Kedengarannya menarik. Berarti, dugaan saya selama ini kamu melakukan 'shallow work' itu keliru. Baru tahu, ternyata kamu sibuk dengan gadget tiap hari itu ada gunanya".
Saya tersipu disanjung sahabat yang unik seperti Boros, "Yah.., belum seberapalah. Butuh belajar lebih banyak lagi".
"Maaf", lanjut Boros, "mereka mengundang kamu untuk apa ?"
"Begini, Kompasiana ingin mengundang Kompasianer Kupang, untuk hadir dalam acara nangkring dengan BKKBN. Sependek yang saya tahu, baru kali ini Kompasiana mengadakan acara di Kota Kupang-NTT. Apalagi tema yang diusung sungguh menarik, 'Nikah Usia Ideal, Raih Masa Depan'. Mesti ikut nanti".
"Saya yang jomblo kronis seperti ini, bisa ikut atau tidak ?, terlihat Boros tidak sabar mendengar jawaban saya.
"Bisa, gampang diatur".