Mohon tunggu...
Suhandi Yusuf
Suhandi Yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca cita cita penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Alay

17 Oktober 2022   12:19 Diperbarui: 17 Oktober 2022   13:08 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

-Makan: mums, mu'umhs

-Lucu: lutchuw, luthu, lutu/luttu

-Siapa: ciappa, siappva

Dari beberapa contoh di atas bisa dilihat bahwa tidak ada pola pembentukan kata yang jelas, Yang bisa diterapkan untuk kata-kata lainnya. Belum lagi, penulisannya dalam suatu kalimat Divariasi dengan angka untuk menggantikan huruf vokal dan penggunaan huruf besar ataupun Huruf kecil di bagian tengah suatu kata, sehingga mungkin akan membuat Anda bertambah Bingung membacanya. Contohnya sebagai berikut:

-Hi... qMu gi dm4na? W d4h gAg s4bar p3nGen keT3mU (Hai...kamu lagi di mana? Wah, Sudah enggak sabar pengin ketemu) ---L.kamurS4Na j4D1 k4Te m1DdL3tON yUa...(Bagaimana rasanya jadi Kate Middleton ya)

-wUiih teLAt b4NguN... uNtUNg g t3L4T (Wuiih, telat bangun... untung enggak telat) -my h4RdeSt dAy n we3K...(My hardest day and week/Hari dan minggu yang berat)                            -wiSh I c4n pAss tHeM aS sOon aS pOsSibL3 (Wish I can pass them as soon as possible/Saya berharap bisa melewatinya sesegera mungkin)


-Hbd y... w1sH U all the b3sT n God bl3ss U (Happy birthday.. wish you all the best and god Bless you/Selamat ulang tahun, berharap yang terbaik dan semoga Tuhan memberkati dirimu) Dari beberapa contoh kalimat di atas semakin terlihat bahwa tidak ada pola baku bisa Diterapkan dalam penulisan bahasa alay. Bahkan, penulisannya pun bisa dalam bahasa asing, Misalnya bahasa Inggris atau dicampur kedua-duanya. Semua huruf ataupun kata yang ditulis bisa berubah-ubah, baik itu huruf besar maupun huruf Kecil. Menulis kata bisa juga dengan rangkaian angka atau huruf atau mencampurnya. Terserah, pokoknya suka-suka gue aja! Begitulah kira-kira istilah gaulnya. Apa saja dampaknya ?Dampak positifnya :

Dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih creative. Terlepas dari Menganggu atau tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan Atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi, tepat, media dan komunikan Yang tepat juga.Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa Alay itu adalah seni. Dengan mengkombinasikan Antara huruf dan angka, setidaknya membuat orang lain untuk lebih mencermati bahwa Kombinasi itu bisa di baca. Atau mungkin juga bisa jadi sebuah simbol atau kode rahasia.

Dampak negatifnya : Penggunaan bahasa Alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan Baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu Menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan Atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan bahasa Alay. Karena, bahasa Alay tidak Masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang kita buat tidak Diperkanakan menggunakan bahasa Alay. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal Jangan menggunakan bahasa Alay sebagai komunikasi. Maka sebaiknya bahasa-bahasa Alay Digunakan pada tempat, situasi dan forum yang tepat. Bahasa Alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang Termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata Alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan Waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.Merusak kaidah Bagi sebagian orang, kemunculan bahasa alay ini bisa diterima sebagai perkembangan dunia Remaja saat ini, terutama dalam berbahasa. 

Bisa jadi, karena para remaja ingin Mengekspresikan dirinya dalam bentuk berbeda dari dunia orang dewasa, atau mungkin juga Karena kreativitasnya, muncullah bahasa ini. Namun, ada pula yang tidak bisa mafhum akan keberadaan bahasa ini. Bahasa alay dianggap Telah merusak kaidah bahasa yang selama ini sudah biasa digunakan. Sebab, acap kali Penggunaan bahasa itu tidak pada tempatnya. Boleh saja bahasa alay digunakan dalam pergaulan sesama remaja, tetapi kadang mereka juga Menggunakannya dalam berkomunikasi dengan orang lain, baik itu kepada anak kecil Maupun orang dewasa, umpamanya orangtua dan guru. Mungkin, para remaja itu lupa bahwa Mereka perlu belajar untuk menempatkan diri, termasuk dalam berkomunikasi dan berbahasa,Dengan siapa mereka berhadapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun