Ā Ā .
Ā Ā Ā *Bangun; Bangkit Dari Ketidaksadaran*
Ā Ā Masa-masa daya khayal berkecamuk tak terbendung. Merasa asik dengan kicauan hiruk pikuk tempurung kepala, mulai dari sekolah di tempat terpandang, mendapatkan pekerjaan unik, tak banyak orang tahu, tapi tetap halal tentunya. Mendapatkan pendamping hidup yang---minimal sedap dipandang dan baik etika dan adatnya.
Ā Ā Tak ada yang benar-benar bisa terwujud dengan mudah. Lebih ke arah memaknai yang serba kurang seperti diri sendiri yang selalu menuntut untuk dianggap maklum serta dimaafkan, bahkan tak jarang dianggap sempurna.
Ā Ā Ketika masa bertahan hidup itu datang, keadaan keluarga yang rumit seperti tak berujung, lingkaran pertemanan yang sulit kalau tak pamer; dalam hal apa pun. Tuntutan orang-orang terdekat, bahkan dari pihak keluarga sendiri.
Ā Ā Menjadikan kesadaran datang seperti ombak besar, membangunkan diri dari tidur panjang yang sejatinya---palsu dan pemalsuan.
Ā Ā Mulailah penataan sesederhana mungkin, tapi betul-betul nyata bisa dijalankan, dijadikan 'jalan hidup', bukan hanya obrolan asik yang tak lama menguap, lalu ditangkap lagi, menguap lagi, begitu berulang kali, bukan.
Ā Ā Terbentuklah kesimpulan padat, sederhana. Bangun itu; bukan sekedar bangun. Tapi sadar, apa, telah, akan kita lakukan untuk dunia ini? Untuk keluarga kita? Untuk diri sendiri? Perbaikan atau kerusakan yang lebih banyak kita torehkan?
Ā Ā Sehingga, target itu, tujuan itu tak lagi rumit, terlampau tinggi tapi tak pernah mau digapai. Penyesuaian dengan yang ada pun otomatis terjadi. Kenyataan dan fakta membungkam khayalan semu, mimpi, cita, cinta yang terlampau berekspektasi tinggi.
Ā Ā .
Ā Ā Cls, Rabu 190225, 08.24, halub
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI