Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mereka Nekat Telanjang Bulat

2 Juni 2021   23:59 Diperbarui: 3 Juni 2021   00:02 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
remaja nekat telanjang karena kalah taruhan -solo.suaramerdeka.com

Orang yang bertelanjang bulat di kamar pribadi, atau di  kamar mandi, wajar-wajar saja. Tetapi bila di tempat umum, di tempat terbuka, dan pada keramaian orang; tentu bukan hal yang wajar.

Sialnya (atau untungnya) kejadian itu divideokan, dan beredar diantara pemilik ponsel. Umum dapat mengaksesnya. Lalu media arus utama maupun media sosial ikut menyebarkan. Peristiwa itu cepat berkembang, menjadi pembicaraan orang ramai, dan viral.

*

Gara-gara kalah taruhan seorang remaja nekat telanjang di tempat umum. Bukan di suatu tempat. Melainkan pada banyak tempat. Sebab ia berdiri pada boncengan sepeda motor yang melaju dikendarai seorang temannya. Temannya itu lawan taruhan.

Peristiwanya terjadi malam hari di Klaten. Saat kejadian rupanya ada orang lain yang memvideokan dan menyebarkan tindakan itu. Ada 5 saksi dimintai keterangan Polisi. Pelaku dan perekam video pun harus berurusan dengan polisi.

Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Klaten AKP Andriansyah Rithas Hasibuan, awalnya remaja yang terlibat dalam video viral itu bercanda. Mereka taruhan siapa pemenang dalam pertandingan final Liga Champions 2021. Yang kalah taruhan harus bertelanjang di atas motor yang melaju.

Kalau mau berandai-andai sebenarnya masih beruntung. . . . . Ya, masih beruntung taruhannya tidak berurusan dengan tali gantungan, terjun dri lantau sepuluh gedung bertingkat, atau menabrakkan diri ke lokomotif yang melaju. Tapi sekadar bertelanjang pun tercela, karena tidak pada tempatnya (kamar pribadi atau kamar mandi). Dan pantas dihukum.

*

Di Klaten orang telanjang karena kalah taruhan, sedang di Palembang ada pencuri telanjang bulat. Beberapa gambar memperlihatkan tindakan si pencuri.

Laporan warga disertai bukti CCTV sedang dalam pendalaman pihak Kepolisian.  Itu mengapa belum ada  kejelasan mengapa si pencuri. Yang pasti pencuri berhasil menggasak sebuah sepeda, dan tak tertangkap warga.

Kemungkinan tindakan bugil itu karena alasan mistis. Dalam sebuah liputan ke satu daerah di Pantai Selatan Jabar, penulis pernah bertemu seorang lelaki tua yang waktu mudanya selalu telanjang bulat bila sedang mencari ikan menyusur sungai pada malam hari. Tindakan itu dilakukan agar tidak diganggu mahluk halus. Dan (seperti pengakuannya) hal itu terbukti benar. Dengan membawa pancing, jala dan senter serta rokok lintingan sendiri, ia tak merasa takut menyusuri sungai dianara keribunan pohon-pohon.

Ia tidak bercerita selama bugil itu pernah ketemu orang atau tidak. Kalaupun ada orang memergoki, mungkin akan lari pontang-panting saking takutnya.

*

Bila dua kejadian di atas dirasa aneh dan tidak biasa, peristiwa berikut justru dianggap hal sangat biasa. Masih tentang ketelanjangan. Orang telanjang bulat di tempat umum. Ya, betapa tidak? Peristiwa berikut pelakunya dalam ketergori Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Umum orang menyebutnya orang gila.

Namanya orang gila ya suka-suka dia. Setelah sekian lama menggelandang dari tempat tinggal semula, pakaiannya makin tak karuan. Sobek, kumuh, bau, dan atau hilang. Tubuh rusak. Maka telanjang menjadi konsekuensi tak terelakkan. Tidak ada orang yang mau mengurusi, pun mempedulikannya.

 Lalu seorang pengemudi ojol (ojek online) Arri Jaliludin (30) di Bandung memberikan pakaian yang ia kenakan untuk orang dengan gangguan jiwa yang berjalan telanjang bulat di jalan. Arri mendadak viral, menjadi perbincangan di dunia maya. Mungkin ada juga orang lain yang berpikiran serupa, tetapi tidak mau pulang hanya bercelana pendek dan jaket seperti Arri.

Dalam peristiwa ini baik Arri maupun si perekam diam-diam tidak harus berurusan dengan Polisi. Keduanya malah diacungi jempol. Peristiwa itu mestinya menyadarkan pihak-pihak yang berkepentingan. Jangan ada yang membiarkan anggota keluarga dengan kondisi ODGJ berkeliaran ke mana-mana. Dinas/instansi terkait (dengan anggaran besar) mestinya mengurusi mereka dengan sangat baik mereka. Hentikan saling kirim ODGJ ke luar daerah lain (kalau masih ada) semata agar lepas tanggung-jawab.

Kembali ke sosok Arri. Pantas saja pengemudi ojol itu diapresiasi orang. Tentu Arri orang yang baik, dan telah melakukan banyak kebaikan tanpa diketahui orang. Kali ini saja ia kepergok. Acungan dua jempol untuk Arri jaliludin. Acungan dua jempol terbalik untuk oknum pada dinas/instansi yang mestinya mengurusi SDGJ itu.

*

Ada lagi orang bugil dalam demo pada suatu daerah. Biasanya ibu-ibu pelakunya. Petugas pun entah kenapa biasanya mundur oleh perlawanan bernuansa amoral itu. Sebaliknya demo yang sensasional dengan bertelanjang bulan dilakukan pada belahan dunia yang lain.

Ada pula ritual sesat sejumlah orang lelaki-perempuan yang bertelanjang bulat. Terbanyak orang bertelanjang sebagai gaya hidup, yang terekspos dalam lukisan, patung, video/film. Bahkan juga dalam perilaku penyimpang, yaitu kaum nudis. Mereka berkoloni di kawasan tertentu, kebanyakan di pantai terisolasi/ekslusif. Mereka lekat dengan kehidupan bebas serta obat-obatan terlarang.

Mereka tak malu, dan kemungkinan sudah kehilangan urat malu. Atau jangan-jangan mereka terlalu polos menghayati lagu Ebiet G. Ade? Coba cermati lirik awal lagu Untuk Kita Renungkan:  "Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih."

*

Saat semakin banyak orang bertelanjang bulat, siapa mestinya yang harus malu? Jangan-jangan para pelaku telanjang itu justru sedang mengejek orang-orang yang berpakaian serba tertutup tetapi pada hakikatnya bertelanjang bulat? Atau, sedang mentertawakan orang-orang yang tampak alim-agamis dan berbudi-pekerti luhur, padahal menyembunyikan sifat kebinatangan yang sangat telanjang? Entah.  

Tiap orang boleh menafsirkan dengan aneka pemikiran. Begitu pun tentu ada hikmah di balik itu. Wallahu a'lam. ***

Sekemirung, 2 Juni 2021 / 21 Syawal 1442
Sugiyanto Hadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun