Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Detik-Detik Gaji ke-13 Cair

1 Juni 2021   00:02 Diperbarui: 1 Juni 2021   00:28 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, gara-gara pengumuman gaji naik, terima THR dan gaji ke-13, berdamapak pada kenaikan hariga-harga. Para ASN mendapatkan nagatifnya, terlebih juga masyarakat umur (pekerja swasta) yang tidak bersangkut-paut dengan pengumuman itu.

Dengan kata lain, sebenarnya media hanya ingin seru-seruan saja memberitakan (besar-besaran) THR dan gaji ke-13 cair.  Tanpa diberitahu pun setiap tanggal 1 bulan baru para pegawai danpensiunan akan mendatangi bank tempat pembayaran gaji/uang pensiun mereka. Danpada saat itu itulah soal THR dan gaji ke-13 cari diumumkan. Tidak perlu gembar-gembor heboh yang tidak produktif, dan cenderung memancing kenyinyiran yang tak bertanggungjawab.

*

Tulisan alakadarnya ini tentu ditujukan kepada Kementerian Keuangan agar bijak saat mengeluarkan pernyataan kedua hal tersebut. Pernyataan soal kapan cair. Tidak perlu menyertakan media massa maupun media online. Kalau kepentingannya untuk mengumuman hitung-hitungan APBN terkait dengan pembayaran THR dan gaji ke-13 itu lakukan pada waktu lain, sebelum atau sesudah pencarian itu sendiri.

Jadi, tidak perlu bikin heboh, kecemburuan sosial, dan seterusnya. Apalagi dalam masa pendemi seperti sekarang ini, saat ekonomi sulit, saat orang-orang harus memutar otak memenuhi hajat hidup yang tidak mudah. Maka berlaku bijaklah.

ASN dan pensiunan penerima THR maupun gaji ke-13 juga dihadang dengan berbagai keperluan mendesak yang harus ditunda-tunda mewujudkannya. Untuk berbagai keperluan hidup tidak sedikit ASN yang menggadaikan gaji/uang pensiun mereka. Menerima THR dan gaji ke-13 yang utuh bagi mereka merupakan sebuah kebahagiaan tak terhingga. Itu untuk keperluan Lebaran, serta untuk anak-anak sekolah/kuliah. Selebihnya untuk menopang kesederhanaan hidup yang dilakukan dengan segenap sabar dan syukur.

Sengaja tulisan ini penulis beri judul dengan kata "detik-detik" agar terasa dramatis dan bernuansa misterius-magis. Padahal tidak ada apa-apanya. Biasa-biasa saja. Toh ASN dan pensiunan tidak mendapatkan aneka insentif yang digelontorkan Pemerintah untuk para pekerja, sektor informal, dan lainnya.  Dan satu hal, kecuali ASN dan anggota TNI-Polri yang mampu berhemat dan berinvestasi, serta mereka yang nekat menumpuk-numpuk harta dari perilaku curang selama berdinas, sebagian besar ASN dan pensiunan hidup hemat-sederhana.

Setelah berpuluh-puluh tahun bekerja (apapun tantangan dan kendala yang dihadapi) gaji/uang pensiun yang diperoleh tidak mungkin mampu untuk hidup mewah layaknya karyawan swasta dan penguasaha sukses.

 Nah, itu saja. Sebagai seorang pensiunan, penulis merasakan betul situasinya. Wallahu a'lam. ***

Sekemirung, 31 Mei 2021 / 19 Syawal 1442
Sugiyanto Hadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun