Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

WGM Irene Bilang "Jangan Hujat", Dewa Kipas Bilang "Jadikan Angin Lalu"

23 Maret 2021   13:49 Diperbarui: 23 Maret 2021   14:06 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
catur persahabatan wgm irena sukandar vs dewa kipas - kompas.com

Sudah 4 kata terurai, masih tersisa dua kata lagi, yaitu 4/ Dewa Kipas (nama aslinya Dadang Subur). Siapa beliau itu? Coba cari sendiri, banyak informasi mengenai sosoknya. Bagi penulis yang lebih penting yaitu mengenai bagaimana cara membelanjakan uang Rp 100 yang mendadak sontak berada dalam genggaman Kang Dadang.

Boleh usul, mungkin ada yang ingin memperpanjang pujian, atau sebaliknya hujatan, kepada Dewa Kipas. Usul, misalnya, "Pak Dadang Subur, bikinlah turnamen catur dengan hadiah total Rp 100 juta dengan nama turnamen 'Dewa Kipas Menuai Badai' ". Boleh jadi podcast Deddy Corbuzier masih berkenan untuk mengundangnya dan memfasilitasi turnamen itu.

*

Lupakan Dewa Kipas, dan mari fokus pada lawan mainnya. Irene bukan nama sembarangan, terbukti dari gelar yang disandang dalam olahraga catur, yaitu Grand Master Wanita (WGM).  Sebagai pemenang ia mengantongi hadiah Rp 200 juta.

Irene termasuk yang mengkiritisi perilaku urang Dadang Sabur. Hal itu diperbicangkannya saat menjadi bintang tamu podcast Deddy Corbuzier, hingga ia pun ikut-ikutan dihujat para pendukung/pembela Dewa Kipas. Padahal sebenarnya, kemenangan Irena tidak punya arti penting sebagai pemain catur profesional tingkat dunia, selain sekadar pembuktian atas tanggapannya bahwa Dewa Kipas telah berlaku curang di platform Chess.com.

Selebihnya, mungkin ia merasa mendapatkan hiburan, melalui ungkapnnya: "Saya sangat menikmati pertandingan ini. Saya datang ke sini untuk memenuhi undangan Deddy Corbuzier. Saya datang sebagai pecatur profesional," kata Irene Sukandar.

*

Meski kalah, Dadang Subur tidak mau kehilangan muka. Ia masih tetap -dengan nada optimistis- berdalih, dibalik semua ini ada hikmah positif. Begini katanya: "Setelah ini, tidak usah lagi membahas Dewa Kipas. Biarlah itu menjadi angin lalu," kata Dadang Subur. "Kita buang yang negatif. Positifnya, sekarang banyak orang yang gemar bermain catur."

Nah, 'kan? Jangan tanyakan mengenai kapan pengakuan curangnya dibuka, sebab pasti Pak Dadang khawatir bila harus buka-bukaan bakal banyak pecatur amatiran (yang bermental curang) mengikuti jejaknya. Jangan pula tanyakan bagaimana sikap para netizen pendukung Dewa Kipas (yang terus menyerang Chess.com dan Levy Rozman atau GothamChess) yang membuat nama-baik Indonesia tercoreng di mata dunia catur internasional. Jangan. . . .  ! ***

Sekemirung, 23 Maret 2021 / 10 Sya'ban 1442

Simak bacaan lain yang menarik:
alas-kaki-ongkos-parkir-dan-padang-mahsyar
forum-virtual-debriefing-perwakilan-ri-dan-peluncuran-buku-diplomasi 
resensi-diplomasi-para-diplomat-lewat-tulisan 
nurdin-abdullah-ott-kpk-dan-tidak-ada-kata-jera 
hantu-jarum-suntik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun