Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Desa Batu Ampar Jual Produk Gunakan Pemasaran Internet

6 Juli 2020   21:32 Diperbarui: 6 Juli 2020   21:28 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
memanfaatkan internet untuk pemasaran produk - today.line.m

Tersedianya sarana-prasarana lalu-lintas maupun telekomunikasi yang kian berkembang di tanah air membuka banyak kemungkinan untuk dilakukan berbagai terobosan. Dari aspek sumber daya manusia, produksi, pemasaran, hingga teknologi yang digunakan.

Usaha ke arah industrialisasi dan digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan. Dengan cara itu bukan hanya kota-kota besar yang maju, daerah dan kota-kota kecil ikut terdorong maju pula. Terkait dengan makin majunya dunia telekomunikasi maka kini hingga desa terpencil sekalipun dituntut memiliki keterkaitan dengan dunia.  

Tidak mengherankan desa-desa, dan orang-orang pedesaan, seolah berpacu dengan kemajuan ilmu dan teknologi untuk memanfaatkan dan mendapatkan kemudahan-kenyamanan-kepraktisan serta berbagai keuntungan lain.

*

Kini orang-orang desa pun "terpaksa" melek internet memanfaatkan perangkat digital. Terlebih jaringan makin luas, makin merata, di kota dan daerah. Hingga banyak aspek kehidupan terbantu karenanya. Bagi orang-orang perkotaan memang sudah tidak aneh lagi. 

Berbagai aktivitas menggunakan sarana telekomunikasi itu. Jaringan listrik, sinyal internet, dan perangkat kecil bernama smartphone, menjadi penghubung urusan perkantoran-dagang-sosial ekonomi dan berbagai urusan lain antara seseorang dengan orang lain, dengan banyak orang sekaligus. 

Itu sebabnya perorangan, institusi, bahkan perangkat di pedesaan pun tertarik untuk memanfaatkan sarana tersebut.

Salah satunya pemerintahan Desa Batu Ampar, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Demi mendukung usaha warda dan mengembangkan penjualan yang lebih luas produk-produk yang dihasilkan warga desanya, perangkat desa membuat website jual beli secara daring atau online. Alamat website mereka yaitu www.toko.batuampar.id.

Kepala Desa Batu Ampar Harwan Iskandar tujuan mereka untuk memasarkan produk yang dihasilkan warga, baik itu produk pertanian maupun kerajinan tangan. Mereka menghasilkan masyarakat desa setempat yakni gula aren, kolang kaling, kopi bubuk, dan rebung. Sedangkan produk kerajinan tangan yang dihasilkan warga desa diantaranya hiasan air mancur, cangkir dari bambu, nampan dari bambu, dan pot bunga.

Pandemi Covid 19 membawa banyak perubahan pada kehidupan masyarakat, antara lain adanya tren belanja digital.  Mungkin dalam konteks itu pula aparat Desa Batu Ampar coba membuat terobosan dalam upaya membantu perekonomian warganya. Ia menggunakan internet marketing, yaitu fokus pemasaran dengan target pengguna internet.

*
Apa yang dilakukan pemerintahan desa Batu Ampar di atas (meski bukan yang pertama) mestinya memotivasi desa-desa lain seluruh penjuru tanah untuk mengikuti jejaknya. Dengan dukungan penuh dari kementerian Koperasi dan UKM usaha serupa dapat dipercepat.

Teten Masduki (Menteri Koperasi dan UKM) menyatakan memang tidak mudah untuk mendampingi UMKM masuk ke dunia digital. Dari jumlah yang ada hanya 4 sampai 10 persen saja yang akan langgeng dalam ekosistem baru tersebut.

Kendala besarnya yaitu penguasaan teknologi yang masih rendah hingga kekuatan merespon konsumen secara daring juga lemah. Untuk itulah, Teten menilai dibutuhkan peran para reseller online untuk membantu pemasaran produk UMKM.

Adanya momentum banyaknya SDM berpendidikan tidak terserap pasar tenaga kerja, atau di-PHK karena pandemic, memberi kesempatan pada mereka dilatih menjadi reseller yang akan membentuk pemasaran produk UMKM secara online.

Ditambahkan Teten Masduki, para pelaku UMKM yang memiliki koneksi dengan ekosistem digital terbukti lebih mampu dan kuat bertahan menghadapi krisis termasuk pandemi COVID-19.

*

Pandemi Covid 19 dirasakan berat dan memberatkan banyak kalangan, tak terkecuali dunia usaha. Berbulan-bulan kegitan produksi dan usaha berkurang, dan bahkan terhenti sama sekali, menyebabkan banyak karyawan harus di-PHK. Sementara itu sektor swasta tak kalah memprihatinkan. Roda ekonomi hampir ambruk bila tidak cepat-cepat dilakukan berbagai upaya pemulihan.

Kondisi sedemikian mengharuskan antisipasi kedaruratan meski dengan resiko penularan dan kemarian yang besar. Bersamaan dengan itu semua sektor usaha, terlebih sektor informal lebih kreatif dan inovatif. Keterpaksaan untuk penggunaan perangkat digital terbukti saat ini menjadi salah satu jalan keluar terbaik.

*

Tiga poin pada tulisan ini, yaitu pertama, gerakan desa dan warga pedesaan untuk memanfatkan perangkat digital dalam hal marketing. Kedua, bersamaan dengan itu ada kesempatan besar bagi para sarjana yang tidak tertampung dunia kerja untuk berusaha sebagai reseller. Ketiga, UMKM yang sudah masuk ke dunia digital ternyata lebih mampu bertahan ditengah kondisi wabah virus corona.

Desa-desa dan warga desa Batu Ampar mungkin bukan yang pertama, tetapi mudah-mudah langkah mereka menginspirasi desa dan warga desa di tempat lain (di seluruh pelosok tanah air) dalam memanfaatkan internet (bahkan lebih luasnya digital) untuk pemasaran produk mereka.

Usang ungkapan lama: "di mana ada kesulitan di situ ada jalan", ternyata masih tetap aktual dan tak lapuk ditelan zaman. ***

Sekemirung, 6 Juli 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun