Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harta Karun Seorang Penulis

29 Mei 2020   08:00 Diperbarui: 29 Mei 2020   08:05 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi harta karun - jateng.tribunnews.com

Selain Nabi Sulaiman, orang terkaya di dunia yang pernah hidup tentulah Qarun, atau Karun. Seoang kaya raya yang hdiup pada zaman Nabi Musa. Menulis hikayat  karena keserakahan dan kesombongannya kemudian kakayaan tertelan bumi. Jadi siapa saja yang menemukan harta, berupa emas -- berlian dan logam/batu mulia lainnya, yang terpendam di dalam bumi diperkirakan itu merupakan harta Karun.

Nah, demikian pula dengan aneka catatan dan tulisan sera aneka catatan berharga yang ditinggalkan si Karun. Orang yang menemukannya akan segera menyebutnya sebagai harta Karun.

Hanya saja, di dunia ini beberapa gelintir penulis saja yang sempat menemukan harta Karun. Selebihnya penulis dengan harta pas-pasan, miskin dan sangat miskin, sehingga tak sedikit yang mengambil jalan pintas dalam mengakhiri kehidupan mereka sendiri.

Itu saja yang tersangkut dalam pikiran saya saat menemukan judul di atas. Entah benar, entah salah. Kalau saja Karun juga menulis buku, dan buku serta bahasanya masih dapat dibaca dan dipahami isinya dengan baik, maka boleh jadi penemunya bakal memiliki sebagian kekayaan Karun.

Tapi lagi-lagi, semua itu entahlah.

Ada cara lain untuk menemukan harta Karun, yaitu dengan menulis banyak-banyak. Hingga suatu ketika menumpuk satu gudang --dibayangkan masih menggunakan kertas-, atau sampai berjuta-juta file dan rekaman (audio-visual). Hingga suatu hari, saat kondisi ekonomi si penulis sudah demikian akut miskinnya, tiba-tiba ditemukan penerbit kaliber internasional yang sangat antusias untuk menterjemahkan dan menerbitkan berbagai tulisan itu (novel-cerpen-puisi, opini, reportase, keterampilan prakis, masak-memasak, hingga soal hobi). 

Maka tiba-tiba si penulis menjadi kaya raya, dan mampu memiliki apa saja yang diinginkannya. Layaknya para milyarder, atau si raja minyak, dan konglomerat serta taipan yang harta kekayaannya tak terhitung sampai tujuh turunan.

Nah, untuk sampai ke sana maka menulislah banyak-banyak. janganpakai lelah,jangan pakai berlena-lena untuk menunggu ilham datang. Ilham ada di mana saja, sampai ke tempat-tempat tersembunyi. Ilham jangan dicari, tapi dijemput, dan dipaksa pulang agar tidak pergi-pergi melainkan tetap ada di dalam pikiran sendiri.

Jika satu jam selesai satu tulisan maka setidaknya 8 tulisan sehari selesai. Ya, 8 jam merupakan lama waktu jam kerja. Apapun bentuk tulisannya. Kalau bentuknya novel berarti 8 bab selesai. Novel yang berisi 80 bab maka 10 hari selesai, tuntas. Hari ke 11 sudah menulis novel lain. Dalam sebulan minimal 3 novel rampung. Bravo. Mantap.

Sampai di sini Bang Brengos dibangunkan Mak Jumilah. Geragapan lelaki tua itu membuka mata, lalu cepat-cepat bangun.

"Subuh hampir lewat. Nyenyak nian tidurnya, Mimpi apa rupanya, Bang?" goda Mak Jumilah yang suara dan tawa khasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun