Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Rumah Saja, Rumah Masa Depan, dan Panggilan "Rumah" Kubur

22 Mei 2020   16:37 Diperbarui: 22 Mei 2020   16:32 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah masa depan - batam.tribunnews.com

Di dunia setiap orang membangun rumah dengan usaha keras, perjuangan tak kenal lelah, mati-matian, dan tak jarang diganti dengan pengorbanan pula besar. Rumah kecil dan sederhana pun harus dijaga, terlebih bila ada yang hendak merampas dengan aneka dalih dan pembenaran.

Sebaliknya makin banyak saja orang membangun rumah dengan gagah, megah, serta sangat mewah. Tidak ada yang salah, dan baik-baik saja, selama cara mendapatkannya benar, tidak menyimpang dari tuntunan agama.

Demikian pun kebanyakan, bahkan hampir semua, koruptor yang terkena tangkap tangan KPK memiliki rumah yang megah dan mewah. Kerap tidak hanya satu malah. Terlalu sibuk mengumpulkan harta untuk membangun rumah mewah di dunia, sampai lupa membangun rumah masa depan.

Ramadan ini mudah-mudahan setiap muslimin-muslimah maksimal menjalankan shaum dengan segenap amal-ibadahnya. Berharap pula mendapatkan Lailatul Qadar, satu malam yang lebih mulia dibandingkan 1000 bulan/83 tahun. Dan itu modal sangat ideal untuk kelak mendapatkan rumah masa depan yang indah.

Panggilan Kubur

Orang-orang yang bekerja keras-giat penuh semangat-tekun serta istikomah untuk mendapatkan rumah masa depan yang terindah niscaya akan sangat berbahagia pada akhirnya kelak.

Rumah dunia sifatnya sangat sementara, pendek, dan sebetapa pun gagah-megah-mewah tak akan menandingi seujung kuku pun kemegahan rumah di alam sana. Itu rumah yang akan ditinggalkan demi mendapatkan rumah indah di alam akhirat .

Banyak orang yang pesimistis, gamang, dan bahkan tidak percaya.  Mahluk hidup bukan hanya fisik/ jasad; tetapi juga nyawa- ruh - jiwa. Fisik hancur dan kembali menjadi debu/tanah, tetapi ruh tidak. Pada saat dibangkitkan kelak ruh itu pula yang akan kembali menemui fisiknya menghadapi pengadilan akhirat.

Itu sebabnya kubur menasihati, mengingatkan, mewanti-wanti setiap orang. Kubur menyebut dirinya sebagai "rumah". Serunya, aku adalah rumah sunyi/kesendirian, rumah gelap gulita, rumah debu, rumah yang dipenuhi ular, dan rumah pertanyaan Munkar-Nakir.

Maka persiapkan dirimu dengan: banyak membaca Al Qur'an, sembahyang malam, bertakwa dan beramal salih, banyak mengucap "Bismillahir rahmaanir Rahim" hingga bercucuran air mata, dan perbanyak membaca "Laa ilaha ilallah, Muhammadur Rasulullah".**

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun