Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Merenungi Sebuah Pertanyaan

17 April 2020   07:52 Diperbarui: 17 April 2020   08:06 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi alam semesta | Shutterstock via gatra.com

Artinya, sebuah pertanyaan ternyata punya banyak pertanyaan lain di belakangnya. Perhatikan kata "sebuah" dengan kata "banyak". Satu pertanyaan menyimpan banyak pertanyaan lain. Pertanyaan yang mungkin tak terduga dan tidak sembarang orang terpikir akan dicecar oleh pertanyaan lanjutan semacam itu.

Maka sebenarnya kehidupan dan dunia ini penuh sesak dengan pertanyaan. Berjubel, dan bertumpuk, bergunung-gunung, Bahkan memenuhi langit dan bumi. Yang mudah, yang tampak mudah, dan sederhana, untuk dijawab. Yang tampak dan tidak tampak secara fisik dari penglihatan manusia. Yang nyata dan yang gaib.

Ada juga pertanyaan sulit, dan kita tidak tahu pasti jawabannya, yaitu tentang: "akan bagaimanakah kelak nasib kita". Bukan hanya tentang bagaimanakah akhir hidup kita, tetapi terutama "bagaimanakah nasib kita setelah kehidupan ini?"

Tiap orang punya jawaban berbeda, punya cara menjawab yang berbedea, dan pasti ada pula yang tidak mau menjawab, ada yang tidak peduli, dan ada pula yang ngawur.

Kalau demikian halnya, mana yang lebih penting: mencari pertanyaannya, atau mendapatkan jawabannya? Seperti teka-teki umum: mana lebih dahulu ada, telur atau ayam? Lebih dahulu mana diciptakan, pertanyaan atau jawaban? Para ustaz tentu yang mampu menjawabnya.

Tetapi untuk gampang dan singkatnya, mari kita beri jawab: "Entah".

*

Masih mengenai pertanyaan, dalam Al Qur'an ada 2 pertanyaan beruntun (yang terjemahannya): "Dan tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? Sekali lagi, apakah hari pembalasan itu?" (Al Infitar 82: 17-18). Begitu pentingnya jawabannya sehingga Allah membuat dua pertanyaan yang sama berturut-turut. Ada penekanan dan kegentingan pada pertanyaan itu.

Jawabannya ada pada Surah yang sama, ayat 19: "(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong) orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah".

Nah, mari kita renungi pertanyaan itu. Lalu menjawabnya dengan segenap tingkah-laku, perbuatan, ucapan, pikiran, keyakinan, maupun hati kita. Itu saja. Terima kasih singgahnya. Mohon maaf lebih-kurangnya. Wallahu a'lam. ***

Sekemirung, 17 April 2020

Gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun