Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Gratifikasi untuk Jokowi dan Keteladanan (1)

14 Maret 2018   20:23 Diperbarui: 15 Maret 2018   06:24 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
barang graifikasi yang diserahkan

"Sudah?"

"Sudah. Luar biasa sekali orang itu. Setan saja doyan duit, tapi sosok Presiden kita itu betul-betul tak tersentuh. Ya 'kan? Lantas apa kaitannya antara tertawa kenceng dengan gratifikasi Pak Jokowi? Tidak nyambung amat. . . .!" ucap Mak Fatmah seraya beranjak pergi.

Mbak Murwo yang dari tadi mendengarkan permbicaraan dua orang itu tersenyum tak habis-habis. Ia berpikir, kok kayak sandiwara di layar televisi saja ya? Saling mencari kebenaran sendiri. Soal kecil dibesar-besarnya, soal-soal besar dilupakan. Oh, sinetron.

Sesaat kemudian Mbak Murwo terjingkat. Ada yang ia lupa saking asyik menyimak sinetron.

"Lantas siapa yang bayar jamunya? Kok Mak Fatmah melipir begitu saja sih? Tadi bukanya Bu Tin yang menawari Mak Fatmah untuk minum jamu? Siapa yang harus bayar?" tanya Mbak Murwo menuntut..

Bu Tin dengan wajah ditekuk membuka dompetnya. Membayar sepuluh ribu rupiah, dan meninggalkan pos ronda itu sambil  ngedumel. "Mak Fatmah Edi Mur itu pelupa. Begitu minum jamu harusnya langsung ditagih uangnya. Jangan dibiarkan ia ngobrol lama. Pelupa ia. Atau jangan-jangan ia hanya pura-pura lupa?"

Mbak Murwo menahan tawa sendiri. Batinnya yang bicara. Bu Tin pun sering lupa. Kalau soal bayar-membayar anehnya ibu-ibu sering kompak jadi pelupa. . . !

***

Sore hari begitu Pak Edi Mur pulang ke rumah Mak Fatmah langsung bertanya sesuatu yang tidak dipahaminya.

"Gratifikasi itu apa to, Pak? Pagi tadi Bu Tini Subejo kok bilang soal gratifikasi untuk Jokowi. Nilainya mencapai 58 juta. . .  ehh, 58 milyar rupiah. Banyak sekali ya?"

Pak Edi Mur sedang memarkir motornya. Lalu duduk di bangku di teras rumah. tampak capek. "Sediakan dulu kopi panas. Jangan lupa camilan seperti biasa. Suami capek pulang kerja kok langsung ditodong pertanyaan yang aneh-aneh. . .!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun