Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia U-19 Vs Thailand, Mental-Strategi-Efektivitas Serangan

15 September 2017   14:04 Diperbarui: 15 September 2017   15:15 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Egy dan kawan-kawan merayakan gol pada Piala AFF U-18 / http://www.viva.co.id

Pada pertandingan melawan Timnas Thailand beberapa kesalahan itu tidak boleh terjadi lagi. Maksud saya, ketika serangan balik lawan gagal, maka secepat itu pula harus ganti melakukan serangan balik. Dua atau tiga pemain saja yang tetap tinggal di depan harus mengkreasikan serangan. Pemain selebihnya kembali ke daerah pertahanan dan berdisiplin memarking pemain lawan. Jangan sampai terdekte pemain lawan.

Hal lain, pemain harus ngotot namun hati-hati jangan sampai dicederai. Bila akhirnya terkena akibat pamain lawan yang cenderung kasar maka drama 'teraniaya' harus diperlihatkan dengan baik. Terjatuh di kotak pinalti, maupun mencari tangan lawan ketika sudah masuk ke kotak pinalti menjadi cara yang sah-sah saja (dengan mengarahkan bola ke tubuh lawan) asalkan tidak terlihat wasit.

Salah satu gol yang terjadi di gawang Indonesia justru karena terjadinya pelanggaran pada pemain lawan di sekitar kotak pinalti. Ini yang  selalu membuat was-was. Kenapa para pemain kita masih menggunakan gaya bermain asal gasak, asal dorong, dan tindakan lain yang menyebabkan terjadinya hukuman tendangan bebas lawan. Pada pertandingan Timnas U-22 melawan Timnas Malaysia lalu gol tunggal mereka terjadi berawal dari pelanggaran di daerah sendiri.

Satu hal lain, bila hadangan Timnas Thailand dapat diatasi, maka Timnas kita melaju ke babak final dan pilihan pamain makin sulit, karena kemungkinan adanya akumulasi kartu kuning maupun kartu merah yang didapat pemain sehingga tidak dapat dimainkan. Artinya, bermain all-out pada laga menghadapi Thailand itu sangat penting, dan bersamaan dengan itu mengamankan pamain dari cidera, akumulasi kartu kuning dan kartu merah pun tak kalah penting.

Penutup

Untuk menghadapi lawan yang secara kualitas lebih tinggi -seperti Thailand- maka strategi defensive, dan mengandalkan serangan balik mungkin lebih cocok. Permainan terbuka baru dapat dimainkan ketika strategi dan kekuatan/kelemahan lawan sudah betul-betul terbaca untuk mengantisipasinya.

Tentu saja sebagai penonton saya tidak yakin betul bahwa hal-hal seperti itu belum dijadikan bahan evaluasi oleh pelatih dan timnya. Namun situasi dan kondisi di lapangan akan jauh berbeda: lebih sulit, rumit, banyak kendala maupun tekanan, dan tak terduga.

Hanya doa dan harapan baik kiranya yang dapat dilakukan oleh penonton di stadion maupun di rumah agar Timnas Indonesia U-18 berjaya. Kalahkan Timnas Thailand, lalu menuju final untuk menekuk Timnas Malaysia atau Timnas Myanmar (yang akan saling mengalahkan pada semifinal lain malam ini).

Nah kepada Timas Indonesia U-19 dan coach Indra Syafri, selamat berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia pada ajang Piala AFF U-18 di Myanmar.***

Bandung, 15 September 2017

===

Gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun