Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Sweet Seventeen"

18 Februari 2021   22:06 Diperbarui: 18 Februari 2021   22:17 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sugiyanta Pancasari

Aku beri hadiah teka-teki di hari ulang tahunmu yang ke-17 hari ini (17-2-2004 -- 17-2-2021), berbeda dengan saat aku berumur sama, tanpa ibu tanpa ayah tanpa teka-teki dan semua terasa gelap, dan hari demi hari terus berlalu memperpanjang atau memperpendek umurku, juga anak-anakku.

Tidak ada jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan yang terlahir dari ketidaktahuan dan kematian yang selalu mengintip dari lubang sekecil apapun itu di atas remang bayangan untuk melihat setiap gerak-gerik waktu menanti kita lengah dan kemudian meringkusnya tanpa permisi ataupun mengetuk pintu.

Karena memang tidak ada daun pintu dan tangan yang saling bertemu, sebab kita udara kosong dalam kehampaan ruang tunggu.

              *****

Hingga tujuh belas usiamu kini, hanya puisi yang bisa aku beri.

Tentu, sudah pasti, aku pantas bersedih karena itu, untuk sekadar tidak mengatakan aku sungguh menyesal, sebab rentang panjang perjalanan hidup, tidaklah seperti apa yang kita bersama angankan: tentang betapa indah kebahagiaan.

Aku berharap, puisi demi puisi yang aku tulis tiada henti di setiap hari ulang tahunmu, meski sesederhana itu, sudah lebih dari segala cinta yang pernah ada, lebih dari segala apa yang aku punya.

Dan ketahuilah, walau barangkali kau tak akan percaya, setiap waktu seluruh gigih perjuanganku adalah sepenuh-penuhnya cinta dan sebesar-besarnya persembahanku teruntuk kau, kakak, dan adikmu.

Jika pun ada sedikit lebih rezeki, sekadar memasak nasi kuning dibikin tumpeng dengan toping iris mentimun dan aneka lalapan mentah yang lain, "dikepung" bersama seluruh keluarga, sungguhlah momentum yang teristimewa dan begitu berharga, dan akan terus kita kenang dengan segala cara dan segala suasana.

Termasuk membuat "among-among", yang terdiri dari nasi putih, sayur kluwih, telur ayam kampung rebus utuh, sambel gepeng, urap dan gudhangan, dan aneka macam jajan pasar, setiap selapan (35 hari) tiba sesuai weton kelahiranmu tiba dalam tradisi dan budaya Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun